Timlo.net–Selama ini, Microsoft secara agresif mempromosikan browser berbasis Chromium baru mereka, Edge kepada para pengguna. Cara-cara yang dipakai Microsoft kadang membuat para pengguna merasa jengkel. Sepertinya browser itu mulai dipakai banyak orang hingga menjadi target pihak yang tidak bertanggung jawab. Mereka membuat tiruan add-on palsu untuk Edge.
Add-on dan ekstensi saat ini memang tidak sepopuler dulu. Tapi beberapa orang masih menggunakannya karena fitur tambahan yang disediakan keduanya. Misalnya fitur yang menambah kenyamanan seperti mode picture-in-picture pada situs yang tidak menawarkan fitur itu. Sementara yang lain menawarkan keamanan, misalnya dengan menambahkan fitur VPN pada peramban.
Mengingat add-on dan ekstensi dipasangkan dengan peramban, maka keduanya menjadi alat peretas dan penyadapan yang ideal. Terutama karena para pengguna bisa dengan mudah tertipu hingga memasang keduanya. Para peretas hanya perlu membuat add-on palsu dengan menggunakan nama brand terpercaya atau populer. Mereka sering melakukan hal ini pada browser populer seperti Chrome. Sekarang mereka melakukan hal yang sama pada Edge. Beberapa add-on itu memakai nama NordVPN atau TunnelBear VPN. Saat dipasang, keduanya akan mengarahkan hasil pencarian ke situs lain. Tapi belum ada laporan jika add-on palsu itu menyerang privasi pengguna, tulis Slashgear, Minggu (22/11).
Salah satu masalah terbesar dari add-on browser adalah pengamanannya longgar dan bahkan tidak ada proses seleksi sama sekali. Chrome berusaha untuk membatasi jangkauan add-on. Tapi saat ini siapapun bisa menambahkan add-on pada toko web Chrome atau Edge. Mereka bahkan bisa menambahkan add-on dengan menggunakan nama palsu.
Sekarang masalah ini menjadi masalah yang dialami Microsoft, terutama karena mereka dengan agresif mempromosikan Edge pada para pengguna. Untuk saat ini, add-on palsu itu sudah dihapus dari Edge. Tapi hanya tinggal menunggu waktu hingga add-on palsu lainnya muncul. Kecuali Microsoft dan Google bekerja sama untuk menyelesaikan persoalan ini sekali untuk selamanya.
Editor : Ranu Ario