Timlo.net--Pada Rabu (25/11), the European Parliament menyetujui sebuah kebijakan baru untuk mengembangkan dan memperkenalkan labeling wajib. Label itu untuk menyediakan informasi yang jelas, gampang dilihat dan mudah dipahami konsumen terkait perkiraan umur sebuah produk pada waktu pembelian.
Persetujuan itu dilakukan dengan voting. Sebanyak 395 anggota memilih setuju, sedangkan 94 anggota menolak dan 207 tidak memilih. Label itu dinamai Right to Repair.
“Kami harap hal ini akan diterjemahkan sebagai aksi cepat untuk membawa indeks skor repairability (kemudahan untuk diperbaiki) wajib untuk semua produk elektronik dan elektrik yang dijual di seluruh Uni Eropa, untuk menolong konsumen berbelanja dengan keyakinan diri,” ujar Ugo Vallauri, salah satu pendiri Restart Project, Ugo Vallauri dilansir dari GSM Arena, Rabu (25/11).
Mulai Januari, Perancis akan mulai merilis label repairability untuk smartphone, laptop dan barang elektronik lainnya. Sementara Austria akan mengurangi pajak untuk layanan servis dan menawarkan subsidi untuk servis konsumen. Label repairability akan memiliki skor maksimal 10, mirip dengan skor yang dipakai iFixIt pada semua produk yang mereka uji.
Tujuan dari sistem rating ini adalah untuk menolong konsumen memprioritaskan produk yang mudah diperbaiki. Sebuah survei diadakan pada 2014, dan dipublikasikan dalam laporan berjudul Attitudes of Europeans towards Waste Management and Resource Efficiency. Hasil survei mengungkap jika 77% orang Eropa lebih memilih menservis perangkat mereka dibandingkan menggantinya dengan baru. Sebanyak 79% responden setuju jika produsen harusnya memfasilitasi servis perangkat mereka dan penggantian bagian perangkat.
Editor : Ranu Ario