Timlo.net – Pelaku industri kecil menengah (IKM) yang mengikuti program One Village One Product (OVOP) mendapat fasilitas perbaikan desain kemasan. Langkah strategis ini diyakini dapat mendongkrak daya saing IKM yang mengikuti Program OVOP dalam memasarkan produknya di kancah nasional dan global.
“Selain itu, kami akan bekali mereka tentang materi promosi dan publikasi sebagai bentuk re-branding dari produk OVOP tersebut,” kata Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA) Kemenperin, Gati Wibawaningsih pada pembukaan Sosialisasi Program Pembinaan IKM di Sentra melalui Pendekatan OVOP Sesi III di Mataram, Jumat (27/11).
Dirjen IKMA menyampaikan, pihaknya bakal memberikan pelatihan ekspor kepada pelaku IKM yang mengikuti Program OVOP.
“Bahkan, mereka juga difasilitasi partisipasi pada pameran berskala nasional maupun internasional serta business matching dengan buyer potensial,” tuturnya.
Menurut Gati, program pembinaan IKM di sentra melalui pendekatan OVOP berangkat dari tiga prinsip dasar, yaitu produksi lokal namun bersifat global, kemandirian dan kreativitas, serta pembangunan sumber daya manusia. Hal ini diharapkan IKM OVOP dapat mengolah potensi lokal suatu daerah menjadi produk yang dapat diterima pasar secara global.
“Jadi, pada akhirnya mendorong masyarakat menjadi mandiri dan termotivasi untuk terus meningkatkan kapasitasnya dalam menghadapi perubahan sehingga dapat mentransformasikan tantangan menjadi peluang yang dapat dimanfaatkan,” paparnya.
Ia memberikan contoh terhadap produk anyaman – yang merupakan salah satu komoditas yang menjadi sasaran pembinaan melalui pendekatan OVOP. Sebab, produk anyaman memberikan kontribusi signfikan bagi perekonomian nasional, yang terlihat dari capaian nilai ekspornya mencapai USD96,2 miliar sepanjang tahun 2015-2019. Kinerja ekspor tersebut tumbuh sebesar 6,18%, dengan negara tujuan utama ke Amerika Serikat, Belanda, Jerman, Inggris, dan Spanyol.