Timlo.net – Program Bantuan 5.000 Doktor Luar Negeri yang digulirkan oleh Kementerian Agama (Kemenag) dinilai sebagai program prestisius. Sebab, diklaim memiliki dampak strategis, terutama dalam menjadikan Indonesia sebagai pusat destinasi pendidikan Islam dunia.
“Saya menilai bahwa sudah saatnya kita semua untuk mendorong dan menjadikan Indonesia yang kita cintai ini sebagai pusat destinasi kajian keislaman dunia. Mengapa? karena Islam Indonesia memiliki karakter yang khas dan cenderung belum dimiliki oleh dunia lain,” kata Menteri Agama Fachrul Razi dalam gelaran webinar Bincang Mahasiswa Penerima Program Bantuan 5000 Doktor Luar Negeri, Jumat (18/12).
“Relasi Islam dan demokrasi demikian kuat, keragaman dan multikulturalisme di Indonesia demikian terjaga serta layanan pendidikan Islam yang sangat tinggi dibanding dengan negara lain,” sambung Menag.
Program 5000 Doktor dirilis kali pertama oleh Presiden Joko Widodo pada tahun 2014. Dalam kontek pendidikan Islam global, Menag melihat ada harapan masyarakat dunia terhadap pendidikan Islam masa kini dan masa depan berada di pundak Indonesia. Pasalnya lanjut Menag, gejolak sosial-politik dan perkembangan keislaman di sejumlah negara muslim belakangan ini, terlebih di kawasan Timur Tengah.
“Patut disayangkan bahwa gejolak tersebut mengakibatkan pusat-pusat keislaman pun menjadi redup. Maka Indonesia lah yang paling memungkinkan dan diharapkan untuk mengambil posisi sebagai pusat pendidikan Islam dunia,” ujarnya.
“Selamat kepada saudara-saudara yang telah dinyatakan sebgai penerima bantuan Program 5.000 Doktor Luar Negeri Kementerian Agama. Sungguh ini merupakan karunia yang luar biasa sehingga saudara dapat terpilih untuk mendapatkan kesempatan yang sangat berharga ini. Semoga ini menjadi motivasi bagi saudara-saudara dan para dosen PTKIN lainnya,” tandas Menag.