Wonogiri — Pemuda asa Dusun Bulakrejo RT 1/RW 3, Desa Gunungsari, Kecamatan Jatisrono, Wonogiri ditemukan dalam keadaan meninggal dunia di sungai desa setempat, Jumat (18/12). Sebelumnya, korban sendiri sudah lima hari dikabarkan menghilang dari rumah.
“Korban kali pertama ditemukan oleh warga sekitar yang tengah mencari rumput di sekitar sungai, tepatnya di bawah jembatan. Saat ditemukan, korban dalam keadaan mengapung di air,” ungkap Kepala Desa Bulakrejo, Sudiyono kepada awak media di Wonogiri.
Dari informasi, korban berinisial A (20) itu ditemukan pada Jumat (18/12) pukul 01.00 WIB. Sementara itu korban dikabarkan hilang dari rumah sejak Senin (14/12) pagi. Saat hilang, korban sudah dilaporkan ke polisi. Selain itu beberapa warga juga turut mencari.
“Lokasi penemuan hanya berjarak satu kilometer dari rumah korban,” katanya.
Menurut Sudiyono, awalnya korban habis pulang dari Jakarta pada Minggu (14/12). Korban pulang dalam keadaan sakit tifus. Setelah sampai di rumah, korban diperiksakan ke dokter oleh ayahnya. Selama ini, korban diketahui hidup bersama ayahnya, sementara ibunya sudah meninggal setahun lalu.
Kades Bulakrejo menuturkan, pada Senin (14/12) pagi, ayahnya membuatkan teh hangat untuk korban di dapur. Saat diantar kek amarnya, ternyata korban sudah tidak ada. Namun, barang-barang milik korban masih berada didalam kamar. Seperti tas, sandal dan handphone serta barang lainnya.
“Tapi, saat dicek handphonenya, semua data sudah dihapus. Kecuali foto korban dengan ibunya yang sudah meninggal,” tuturnya.
Kepergian korban dari rumah itupun, kata Sudiyono, masih menjadi misteri. Termasuk penyebab kematiannya juga masih menjadi tanda tanya. Hanya saja dugaan sementara korban meninggal dunia dengan cara bunuh diri.
Sudiyono mengaku mendapat informasi, kepulangan korban dari Jakarta ke kampung halamannya lantaran di tempat kerjanya sudah habis kontraknya. Lalu bersama temannya berupaya mencari pekerjaan lain melalui oknum dengan persyaratan uang. Setelah uang diterima, oknum itu kemudian kabur. Kemungkinan, karena ada tekanan psikologis dan rasa bersalah kepada temannya, sehingga korban memilih mengambil jalan pintas.
Ditambahkan, saat kejadian pihak tim medis dan kepolisian datang lalu melakukan pemeriksaan. Hasilnya tidak ada tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban.
“Keluarga korban menerima atas kondisi itu. Kemudian korban dievakuasi dan dibawa ke rumah duka untuk segera dimakamkan,” tandasnya.
Editor : Wahyu Wibowo