Solo — Bagi pengusaha, hantaman pandemi Covid-19 sangat dirasakan. Ini membuat, seluruh lini sektor ekonomi menjadi kembang kempis hingga tak sedikit gulung tikar. Namun, hal itu tak berlaku bagi produsen sepatu lokal Aero Street yang berlokasi di Kecamatan Wonosari, Kabupaten Klaten.
“Saat awal-awal Covid-19 dari produksi sekitar 3.000 pasang per hari saat ini sudah mencapai 9.000 pasang dan masih kami usahakan bertambah menjadi 12.000 pasang per hari sesuai kapasitas produksi. Karena saat ini stok kita selalu habis,” terang Direktur Utama PT Adco Pakis Mas produsen Aero Street, Adhitya Caesarico kepada wartawan, Senin (21/12).
Untuk mencapai kesuksesan seperti ini, kata Rico, butuh perjuangan yang tidak mudah. Pasalnya, dia juga mengalami terjangan badai pandemi yang membuat omsetnya anjlok hingga 90 persen. Itu terjadi, saat awal pandemi Covid-19 menghantam Indonesia awal tahun 2020.
“Sebelum pandemi, pemasaran dilakukan secara offline dengan mengandalkan tradisional market atau toko dan retail offline. Omsetnya itu anjlok sampai 90-an persen. Bahkan, di bulan April kemarin omzet kita tinggal 5-10 persen,” ungkap lulusan Kolese De Britto Jogja tersebut.
Namun, dirinya tak putus asa. Daripada meratapi kondisi, dia banting stir dengan membuat devisi media sosial (medsos) untuk menawarkan barang produksinya melalui online dengan merk tersebut. Selain itu, pria berusia 34 tahun tersebut, juga ingin mempertahankan karyawannya di tengah masa pandemi yang serba sulit seperti sekarang ini.
Berbekal pengetahuan yang diwariskan orang tuanya tentang sepatu, akhirnya Rico memproduksi sepatu yang bisa diterima banyak kalangan. Dan, strategi yang paling ampuh dia gunakan adalah menerapkan satu harga untuk seluruh item produk sepatunya.
“Sebelum ini produk kita memang fokus di sepatu sekolah dan karena kondisi yang seperti ini akhirnya kami putuskan untuk mencoba membuat produk yang lebih beragam dan menyasar generasi milenial. Penjualan pun kita ubah mayoritas melalui online, baik lewat instagram maupun market place dan hasilnya luar biasa,” ungkap Rico.
Menurut Rico, dengan hadirnya pandemi Covid-19 menjadi suatu pembelajaran yang dan mampu mendatangkan berkah bagi mereka yang mampu bertahan. Jangan hanya dilihat dari kesusahan lalu diratapi, namun harus mampu bertahan dan berkembang sehingga mampu bersaing.
“Hanya dalam kurun waktu delapan bulan omset kita bisa berlipat-lipat dan mencapai yang tertinggi sejak Aero Street mulai diproduksi pada 2015 lalu. Dari pengalaman ini saya bisa simpulkan, kalau kita mengambil jalan yang benar, Covid-19 bisa menjadi berkah,” kata pengusaha muda itu.
Editor : Wahyu Wibowo