Solo – Palang Merah Indonesia (PMI) Solo kesulitan menyediakan plasma darah untuk terapi pemulihan pasien Covid-19. Padahal, permintaan plasma darah beberapa waktu terakhir meningkat seiring naiknya kasus Covid-19 di eks Karesidenan Surakarta.
“Permintaan plasma darah beberapa (waktu) terakhir meningkat karena melonjaknya kasus corona. Namun, kami kesulitan mendapatkan pendonor plasma konvalesen,” kata Sekretaris dan Chief Exceutive Officer (CEO) PMI Solo, Sumartono Hadinoto, Jumat (20/12).
Ia mengemukakan PMI Solo mengalami kesulitan mendapatkan pendonor plasma konvalesen, karena memang persyaratannya tidak mudah seperti pendonor pada umumnya. Dengan sulitnya persyaratan itu PMI Solo belum bisa menyediakan banyak plasma darah.
“Selama ini selesai pengambilan plasma sudah langsung diberikan kepada pasien yang membutuhkan,” kata Sumartono.
Kendala lainnya, kata dia, pendonor plasma masih merasa takut identitasnya diketahui jika mereka pernah terinfeksi Covid-19. Bahkan, ada yang beranggapan jika melakukan donor plasma justru akan tertular Covid-19 lagi.
“Kepercayaan yang tidak benar seputar donor plasma harus ditepis. Mungkin yang harus disampaikan kepada para penyintas atau pasien Covid-19 yang sudah sembuh untuk mendonorkan plasma darahnya untuk saling berbagi,” kata dia.
Sumartono menambahkan dengan terapi plasma darah tersebut dari informasi yang disampaikan ke PMI Solo banyak yang membantu kesembuhan para pasien Covid-19. Ia berharap ada lebih banyak lagi pendonor plasma darah di PMI Solo.