Wonogiri — Tak banyak warga yang tahu hubungan antara korban pembunuhan, Siti Zulaikha (34) dan pelaku pembunuhan, YH (57), warga Desa Ngroto, Kecamatan Kismantoro, Wonogiri. Selama ini, korban diketahui bekerja membantu keluarganya dengan berjualan gorengan.
“Korban membantu keluarganya. Bapaknya kan juga sakit-sakitan. Korban sering nggorengi pisang, tempe, jemblem kemudian diantar kepada pemesan,” ungkap Kepala Desa Ngroto, Kismantoro, Wagiman kepada awak media, Senin (28/12).
Sang Kades mengaku tidak begitu mengenal korban secara dekat. Namun dia lebih mengenal pelaku sebagai pribadi yang agak tertutup. Berdasarkan desas-desus yang diterimanya, ada hubungan spesial antara YH dan korban.
“Desas-desusnya pelaku dekat dengan korban. Tapi belum pernah saya mergoki,” jelasnya.
Kades Ngroto mengatakan, saat ini, baik korban pembunuhan maupun pelaku (yang kemudian nekat gantung diri di pohon cengjkeh –-Red) sudah dimakamkan. Korban lebih dahulu dimakamkan, baru kemudian pelaku YH. Pemakaman pun dilakukan setelah polisi selesai melakukan pemeriksaan.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, pelaku sudah dua kali menikah. Hal itu pun diamini oleh Wagiman. Jarak antara rumah korban dan pelaku sekitar 2,5 kilometer. SI (34) selama ini ditinggal suaminya merantau ke Jakarta. Di rumah, ia hidup bersama anak perempuannya yang kini duduk di bangku SMP. Sementara ayahnya, Marino (60) harus menjalani perawatan di rumah sakit akibat diamuk pelaku sebelum korban dibunuh.
“Iya betul. Pertama menikah dikaruniai satu orang anak. Kemudian dikaruniai anak satu lagi,” tandasnya.
Editor : Marhaendra Wijanarko