Timlo.net—Sebuah studi baru menemukan hubungan antara vaping dan kabut mental, atau juga disebut sebagai kabut otak. Hal ini menimbulkan kekuatiran terkait akibat potensial dari kebiasaan vaping. Para peneliti belum menemukan penyebab asosiasi ini. Tapi ada kemungkinan jika vaping menyebabkan atau orang yang vaping lebih berpeluang mengalami kabut otak.
Vaping mengacu pada penggunaan rokok elektrik. Perangkat elektronik ini didesain untuk memanaskan cairan yang mengandung nikotin, yang dihirup. Beberapa orang menggunakan vaping sebagai alternatif dari merokok tradisional. Tapi banyak orang melaporkan jika vaping tanpa pernah merokok sebelumnya, menjadi sebuah jalan baru untuk kecanduan nikotin.
Penelitian terbaru ini berasal dari the University of Rochester Medical Center yang melibatkan dua penelitian. Salah satunya adalah survei dari orang-orang dewasa di Amerika Serikat (AS). Mereka ditanya terkait fungsi mental, memori, perhatian dan apakah mereka vaping atau merokok, tulis Slashgear, Senin (28/12).
Menggunakan data itu, studi itu menemukan hubungan antara vaping dan kabut mental. Beberapa perokok juga lebih mungkin terkena kabut mental. Baik perokok dan vaper melaporkan gejala-gejala kabut otak yang serupa. Selain itu, salah satu penelitian menemukan hubungan yang lebih besar antara vaping pada usia muda (antara 8 hingga 13 tahun) dan kabut otak dibandingkan mereka yang vaping di usia lebih tua.