Solo – Angka kriminalitas secara keseluruhan di wilayah Jawa Tengah sepanjang tahun 2020 mengalami penurunan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Data yang dimiliki Polda Jawa Tengah, sepanjang 2020 jumlah kasus kriminalitas di Jateng mencapai 9.080 kasus.
“Angka itu turun sekitar 5,6 persen dari jumlah kejahatan yang terjadi pada 2019, yakni 9.615 kasus,” terang Kapolda Jateng, Irjen Pol Ahmad Luthfi, Rabu (30/12).
Dari kasus sebanyak itu, sekitar 6.013 kasus di antaranya merupakan kasus kejahatan yang menyebabkan gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat seperti pencurian dengan pemberatan (curat), pencurian kendaraan bermotor (curanmor), narkoba, penipuan, dan perjudian.
Kasus curat sepanjang 2020 di Jateng mencapai 1.592 kasus atau turun 7 persen dari tahun lalu, yakni 1.707 kasus. Sementara kasus curanmor juga mengalami penurunan dari 1.441 menjadi 1.267 kasus. Namun, kasus kejahatan seperti tindak penyalahgunaan narkoba, pencurian dengan kekerasan (curas), dan peredaran uang palsu justru meningkat.
“Kasus peredaran uang palsu mengalami kenaikan. Pada 2019 tercatat ada 14 kasus peredaran uang palsu yang ditangani Polda Jateng. Tahun ini, jumlah itu naik 79 persen pada tahun 2020 menjadi 25 kasus. Ini biasanya terjadi saat momen-momen tertentu, missal hari raya baik lebaran maupun Natal atau tahun baru,” jelas Luthfi.
Untuk kasus narkoba di tahun ini, lanjutnya, ada 1.642 kasus narkoba atau naik 20 dibanding 2019, yakni 1.372 kasus. Sementara kasus curas naik dari 181 kasus, menjadi 217 kasus atau naik 20 persen.
Selain menangani kasus tindak pidana kejahatan, selama 2020 jajaran Polda Jateng juga terlibat dalam berbagai kegiatan operasi yustisi dalam rangka pencegahan persebaran Covid-19.
Total ada 277.881 kegiatan operasi yustisi yang melibatkan jajaran Polda Jateng. Dari kegiatan sebanyak itu, 1.807.400 orang pelanggar yang terjaring mendapat sanksi lisan. Sedangkan 195.632 pelanggar mendapat sanksi tertulis.
“Lalu, ada sebanyak 8.857 pelanggar mendapat sanksi berupa denda administrasi. Total jumlah uang hasil denda yang dikumpulkan mencapai Rp 317.168.000. Dan, tempat usaha yang mendapat sanksi berupa pemberhentian atau penutupan sementara mencapai 229 tempat usaha,” katanya.
Editor : Wahyu Wibowo
