Timlo.net – Importir kedelai diminta untuk memenuhi pasokan kebutuhan kedelai dengan menggunakan stok kedelai yang masih dimiliki saat ini. Sedangkan stok kedelai saat ini dianggap masih cukup untuk memasok kebutuhan produsen pengguna kedelai.
Sekretaris Jenderal Kementerian Perdagangan (Kemendag) Suhanto mengungkapkan, stok kedelai di gudang Asosiasi Importir Kedelai Indonesia (Akindo) masih sebanyak 450.000 ton. Angka tersebut cukup untuk kebutuhan hingga tiga bulan.
“Apabila kebutuhan kedelai untuk para anggota Gakoptindo sebesar 150.000 ton-160.000 ton per bulan, maka stok tersebut seharusnya masih cukup untuk memenuhi kebutuhan 2 bulan-3 bulan mendatang,” kata dia dalam siaran persnya, Minggu (3/1), sebagaimana diberitakan di laman infopublik.id.
Sebelumnya, terjadi kenaikan harga tahu dan tempe melalui Gabungan Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Gakoptindo). Hal itu akibat adanya kenaikan harga kedelai di tingkat pengrajin.
Kenaikan disampaikan menjadi Rp 9.500 per kilogram (kg) dari sebelumnya Rp 9.000 per kg. Kenaikan tersebut terjadi akibat meningkatnya harga kedelai dunia saat ini.
Suhanto menambahkan, kenaikan harga kedelai dunia dipicu oleh melonjaknya permintaan dari China hingga dua kali lipat. Pada tahun 2020, permintaan kedelai China mencapai 30 juta ton dari sebelumnya hanya 15 juta ton.
Berdasarkan data The Food and Agriculture Organization (FAO), harga rata-rata kedelai pada Desember 2020 tercatat sebesar US$461 per ton. Angka tersebut naik 6 persen dibanding bulan sebelumnya yang tercatat US$435 per ton.
“Untuk itu perlu dilakukan antisipasi pasokan kedelai oleh para importir karena stok saat ini tidak dapat segera ditambah mengingat kondisi harga dunia dan pengapalan yang terbatas,” terang Suhanto.
Berdasarkan data BPS, saat ini harga rata-rata nasional kedelai pada Desember 2020 sebesar Rp 11.298 per kg. Harga ini turun 0,37 persen dibanding bulan November 2020 dan turun 8,54 persen dibandingkan Desember 2019.
Sumber: infopublik
Editor : Wahyu Wibowo