Wonogiri — Akibat hujan deras, talud di area Taman Selopadi (Plintheng Semar) ambrol pada Sabtu (2/1) sore sekitar pukul 16.00 WIB. Selain itu, kondisi di Lingkungan Gerdu RT 2/RW 6 Kelurahan Giripurwo Kecamatan Wonogiri ini juga berpotensi rawan longsor.
“Untung saja, material longsor hanya menimpa pekarangan warga. Tidak ada korban jiwa,” ungkap Ketua RT 2 /RW 6 Lingkungan Gerdu, Kelurahan Giripurwo Kecamatan Wonogiri, Ashari Mursito Wisnu, kepada wartawan, Selasa (5/1).
Dikatakan, Sehari sebelumnya terjadi hujan deras. Talut setinggi tiga meter dengan panjang 12 meter longsor di pekarangan rumah Maryono (55) warga setempat. Selain itu talut yang ambrol hanya berupa pasangan batu tanpa kerangka besi. Sehingga tak kuat menahan beban akhirnya terjadi longsor.
“Longsor seingat saya sudah dua kali. Dulu, sekitar Desember 2019 area taman Plintheng Semar ini longsor dan bahkan menimpa rumah warga yang berada di sisi selatannya,” jelasnya.
Paska kejadian kemarin, warga setempat melakukan gotong royong membersihkan sisa-sisa longsoran material. Bahkan, warga juga mendapat bantuan alat berat dan bantuan material dari anggota DPRD Wonogiri, Urin Tri Hartono, untuk mengeruk timbunan longsoran.
“Warga berharap dilakukan pembuatan talud yang lebih kuat, tidak hanya batu yang ditata saja,” paparnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Pertamanan dan Kebersihan Dinas Lingkungan Hidup Wonogiri Waris Kadarwanto mengatakan, telah menerima laporan terjadinya longsor di sekitar Taman Plintheng Semar. Namun, longsor itu tidak berada di area Taman Plintheng Semar yang menjadi tanggung jawabnya.
”Lokasi longsor berada diarea pemukiman masyarakat dan bukan di area Taman Plintheng Semar sehingga secara fungsi hal itu bukanlah menjadi kewenangan kami,” jelasnya.
Dia mengakui, di sekitar taman Plintheng Semar itu memang belum ada penguatan (talud) yang dibangun secara permanen. Hanya ada tanah keras saja. Seharusnya area itu segera ditalud. Sebab, diarea itu sangat beresiko atau rawan longsor.
“Awal tahun 2020 lalu kami sudah merencanakan membuat desainnya. Tetapi karena ada pandemi dan juga refocussing, anggaran untuk penaludan itu belum bisa terealisasi. Di tahun ini, pembangunan talud Plinteng Semar tetap kami ajukan usulan, tapi rencana itu belum bisa terakomodir,” ujarnya.
Ditambahkan, berdasar hasil pengecekan baru-baru ini di Taman Plinteng Semar, diketahui terdapat potensi aliran air hujan yang bisa menggerus tanah di sekitar wisata ikonik tersebut. Batu raksasa bisa saja terguling jika tanah dibawahnya tergerus erosi.
“Itu yang menjadi kekhawatiran kami. Kami usulkan talud di area Taman Plintheng Semar untuk segera dilakukan penguatan. Kalau rencananya akan kami cor beton bertulang, jadi penyangganya betul-betul kuat,” tandasnya.
Editor : Wahyu Wibowo