Timlo.net – Aktivitas vulkanik Gunung Merapi terus mengalami peningkatan. Hal ini berdasarkan pantauan BPPTKG Yogyakarta selama beberapa hari terakhir. Meski demikian, status Merapi masih di level III atau Siaga.
Dikutip dari laman beritamagelang.id, Selasa (5/1), Perekayasa Ahli Madya BPPTKG Yogyakarta, Dewi Sri Suyadi mengatakan, pada Senin (4/12), mulai pukul 06.00 WIB hingga 12.00 WIB, terjadi hembusan asap 28 kali, fase banyak (gempa hybrid) sebanyak 88 kali dan gempa vulkanik dangkal 14 kali.
Menurut Dewi, berdasarkan data seismisif (persebaran gempa) tersebut, menunjukkan aktivitas vulkanik Merapi terus mengalami peningkatan.
”Guguran material lava, masih mengarah ke arah barat dan barat daya, yakni ke beberapa hulu sungai di wilayah Kabupaten Magelang, yaitu Sungai Lamat, Senowo, dan Trising. Serta Kali Apu yang ada di Desa Klakah, Kabupaten Boyolali,” kata dia.
Luncuran terjauh guguran material lava Merapi terjadi di Kali Lamat dengan jarak luncur mencapai tiga kilometer.
Dewi menambahkan, hingga Minggu (3/1) pukul 00.00 WIB, deformasi atau perubahan bentuk tubuh gunung juga mengalami peningkatan, yakni rata-rata mencapai 21 cm per hari. Sedangkan, empat hari sebelumnya, hanya 11 cm per hari, kemudian naik menjadi 17 cm dan meningkat lagi menjadi 19 cm per hari.
Dewi membantah adanya kabar mengenai adanya titik api diam yang sudah terlihat di gunung yang terletak di perbatasan Provinsi Jawa Tengah dan DIY ini.
“Belum terlihat ada titik api diam dan magma baru di Gunung Merapi,” tegasnya.
Ia menjelaskan, perubahan warna yang terlihat dari puncak Gunung Merapi, merupakan alterasi pelapukan batuan sisa material.
“Warna yang terlihat tersebut dikarenakan adanya suhu yang sangat tinggi dari dasar kawah,” jelasnya.
Sumber: beritamagelang
Editor : Wahyu Wibowo