Karanganyar — Screening pemain potensial bulu tangkis melalui turnamen antarkecamatan, terpaksa ditunda. Pandemi Covid-19 menjadi penyebabnya.
“Memang itu (turnamen) bermaksud mendata dan menjaring di semua wilayah Karanganyar. Tapi ini masih pandemi. Kalau melaksanakan, bisa jadi sorotan. Sepakbola saja yang sudah ada PSSI, terpaksa terhenti di tengah jalan,” kata Sekretaris PBSI Karanganyar Joko Setyono, Selasa (5/1).
Ia mengatakan pihaknya belum berani mengeksekusi program perdana kepengurusan periode 2020-2024 tersebut. Program itu bertujuan menjaring pemain potensial di segala usia dan kelas.
Meski demikian, pengurus mulai menyusun konsep turnamen antarkecamatan. Diantaranya memasukkan kelas veteran selain berkonsentrasi di kelas ganda dan single putra putri mulai usia anak-anak, remaja dan dewasa.
Terdapat enam klub bulu tangkis di Karanganyar yang memiliki pemain bertalenta. Harapan satu-satunya pada menurunnya kasus Covid-19 atau hadirnya penawar virus tersebut, guna memulai kompetisi. Klub-klub tersebut diandalkan menyuplai kekuatan Karanganyar di event pertandingan mendatang meski tanpa pelatcab di kabupaten ini.
“Para pemain dari enam klub itu terus berlatih selama pandemi. Itu yang kami apresiasi. Jangan berhenti di tengah jalan karena kompetisi sudah menanti,” katanya.
Nantinya, juara kompetisi tingkat kecamatan bakal diadu untuk memperebutkan piala bupati. Model semacam ini dinilai efektif menjaga semangat stakeholder tetap berkobar.
“Kali terakhir Karanganyar mengirim kontingennya pada turnamen badminton Yuzu Isotonik swasta nasional pada 2019 lalu,” jelasnya.
Editor : Wahyu Wibowo