Karanganyar — Kalangan DPRD Kabupaten Karanganyar mendesak dilakukan evaluasi kerja Satgas Covid-19. Sebab, tim dianggap gagal mengedukasi masyarakat.
Anggota Komisi IV DPRD Karanganyar, Endang Muryani mendapati warga terinfeksi Covid-19 masih kebingungan bersikap.
“Masih tak tahu harus bagaimana. Mau berobat seperti apa dan bagaimana batasan beraktivitas? Ini membuktikan edukasi belum maksimal diberikan,” kata Endang di Karanganyar, Selasa (5/1).
Kemudian, tidak diberikan informasi jelas perihal saluran pemeriksaan kesehatan khusus Covid-19. Sebab, tidak semua puskesmas melayani swab antigen dari pemohon mandiri. Dari 21 puskesmas di Karanganyar, baru bisa dilayani di Puskesmas Karanganyar Kota. Itu pun dibatasi sejam pelayanan. Selain itu, ia mendapati masyarakat masih kesulitan meminta bantuan ambulans.
“Mau swab mandiri mahal harganya. Kalaupun mampu, harus mengakses layanannya dimana? Banyak yang belum paham. Satgas pun sangat kurang memberikan informasi,” jelasnya.
Ia mendesak pemerintah membuka layanan rapid swab antigen di semua fasilitas kesehatan. Jenis pemeriksaan ini lebih cepat proses dan hasilnya serta harganya lebih terjangkau dibanding swab PCR.
Dengan berbagai keluhan tersebut, seharusnya menjadi bahan pertimbangkan mengevaluasi kerja Satgas penanganan Covid-19.
“Evaluasi satgas Covid-19 perlu dilakukan. Terutama terkait pemberian informasi jelas agar masyarakat teredukasi,” katanya.
Sementara itu Ketua Tim Satgas Penanganan Covid-19 Karanganyar Juliyatmono meminta masyarakat lebih ketat menjalankan protokol kesehatan. Apalagi mutasi virus yang muncul di mancanegara berpotensi menular.
“Aktivitas sehari-hari dalam bekerja sudah sulit dikendalikan. Tapi tetap harus jaga kesehatan. Apalagi ada mutasi virusnya yang lebih ganas dari Covid-19,” katanya.
Terjadi penurunan kasus cukup signifikan. Hal itu menunjukkan semangat pasien untuk sembuh cukup tinggi.
“Isoman (isolasi mandiri) dengan menjaga imun tetap bagus terbukti bisa menyembuhkan. Yang relatif lama sembuh itu justru yang dirawat di RS. Mereka memiliki penyakit penyerta,” katanya.
Editor : Wahyu Wibowo