Timlo.net – Beberapa waktu lalu, ditemukan sejumlah bangkai babi yang dibuang ke sungai ka Klaten. Hasil observasi tim teknis Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan (DPKPP) Klaten, penyebab babi tersebut mati karena virus African Swine Fever (ASF).
““Masyarakat tidak perlu khawatir karena virus ini tidak berbahaya bagi manusia. Faktanya adalah virus ASF bukan termasuk penyakit yang dapat menular dari hewan ke manusia. Salah satu ciri-ciri hewan babi yang terjangkit virus ini adalah hilangnya nafsu makan,” jelas Sekretaris DPKPP Kabupaten Klaten, Mursita, seperti diberitakan di laman klatenkab.go.id, Kamis (7/1).
Mursita mengatakan untuk menghentikan penularan virus, babi yang sehat harus dipisahkan dari babi yang terjangkit virus ASF. Kemudian babi yang mati karena virus akan dimusnahkan lalu dikubur agar virusnya tidak menular.
“Virus ASF dapat menyebar melalui beberapa faktor antara lain adalah kontak langsung, serangga, dan pakan yang terkontaminasi, namun virus ini tidak menular pada manusia. istilahnya tidak zoonosis,” lanjut Mursita.
Mursita menambahkan petugas DPKPP Klaten telah melakukan edukasi ke peternak-peternak babi agar virusnya tidak menyebar sehingga dapat mengurangi kerugian secara ekonomi. Peternak babi dihimbau untuk menjaga kebersihan kandang ternak mereka.
Kasus pembuangan bangkai babi yang dibuang di sungai mencuat pertengahan Desember 2020 lalu. Lokasi penemuan bangkai babi di aliran sungai di Desa Tibayan, Kecamatan Jatinom dan Kali Lunyu Klaten Tengah. Kini kasus itu sedang ditangani pihak berwajib untuk dimintai petanggung-jawabannya secara hukum.
Sumber: klatenkab