Karanganyar — Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) menegur sejumlah kepala sekolah yang menyosialisasikan pembelajaran tatap muka (PTM). Mereka meminta orangtua siswa menandatangani surat pernyataan bermaterai terkait kesanggupan atau penolakan PTM.
“Ada beberapa yang mengundang orangtua siswa ke sekolah. Intinya sanggup PTM atau malah menolaknya. Diberi surat pernyataan. Ortu juga diminta bubuhkan materai Rp 6.000. Itu kurang tepat dilakukan saat ini jelang PPKM,” kata Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Karanganyar, Tarsa, Sabtu (9/1).
Menurutnya, sosialisasi ke orangtua murid perihal PTM terlalu dini saat ini. Ia tak menampik Bupati Karanganyar Juliyatmono pernah memerintah sekolah agar mengantongi surat kesanggupan orangtua perihal PTM bagi peserta didik. Saat hal itu dilakukan sekarang, justru aplikasinya kurang tepat.
“Kepala sekolah sudah saya tegur. Termasuk meminta orangtua murid membawa materai. Itu kan harus beli. Enggak semua sepakat sebenarnya,” jelasnya.
Di salah satu SD negeri di Karanganyar Kota, kepsek mengundang seluruh orang tua siswa ke sekolah pada Kamis (7/1). Melalui surat undangan itu, orangtua wajib hadir tepat waktu mengingat pentingnya acara. Mereka diminta mengisi formulir kesanggupan atau penolakan PTM. Orangtua diminta membawa materai yang akan dibubuhkan tandatangan di surat pernyataan itu.
Ketua Komisi IV DPRD Karanganyar Sari Widodo mengatakan kurang tepat jika sekolah menyosialisasikan PTM saat ini. Ia justru mendorong sekolah berinovasi agar materi belajar di rumah (BDR) menyenangkan dan tidak malah membebani siswa.
Editor : Wahyu Wibowo