Solo — Kasus penembakan yang dilakukan oleh Lucas Jayadi terhadap bos tekstil Indriyati bukan secara tiba-tiba terjadi. Pasalnya, sebelum peristiwa tersebut Lucas sempat mengiming-imingi uang ratusan juta tupiah kepada orang yang mampu mengajak “targetnya” ke sarang walet di Jl Monginsidi, Kecamatan Banjarsari, Solo.
“Pertama itu pelaku meminta bantuan rekannya, orang suruhannya ini dengan pakaian kejawen lengkap datang ketika klien kami sedang makan siang. Korban menolak, namun tetap dipaksa. Karena terjadi keributan, orang suruhaan tersebut lantas diamankan Satpam, dan klien kami langsung mendapat perlindungan,” terang Kuasa Hukum Indriyati, Mohammad Saifuddin kepada wartawan, Selasa (12/1) siang.
Usai peristiwa itu, kata Saifuddin, LK menyuruh seseorang berinisial S yang juga kenal dengan korban. Serupa, S juga diminta membawa Indriyati ke Gudang tersebut dengan iming-iming uang senilai Rp 400 juta bila berhasil. Untuk meyakinkan, Lucas Jayadi memberi uang sebesar Rp 10 juta kepada S.
“Namun itu juga gagal terlaksana,” ungkap Saifuddin.
Hingga akhirnya, tersangka menyegat korban saat melintas di daerah Kepunton. Korban yang mengetahui tersangka bersama dengan istrinya (adik korban) itu akhirnya berhenti. Lalu, keduanya naik dan diarahkan ke gudang sarang walet tersebut. Sesampai di lokasi, tersangka menyuruh sopir dan korban untuk turun.
Namun, sopir yang melihat gelagat buruk lantaran tersangka membawa senjata api langsung kabur. Saat itulah, tersangka memuntahkan peluru dengan sasaran mobil korban.
“Puncaknya ya kejadian penembakan itu, namun sebelum itu terjadi telah ada runtutan peristiwa yang mengarah pada upaya yang tidak baik,” kata Saifuddin.
Di sisi lain, dari informasi yang diperolehnya, dalam gudang sarang walet itu juga ditemukan foto korban yang diduga digunakan sebagai sasaran tembak.
“Selain itu juga, juga ditemukan rantai dan borgol dalam gudang tersebut,” katanya.
Terkait peristiwa itu, lanjutnya, pihaknya mendesak Polresta Solo untuk mengusut tuntas kasus penembakan yang mengancam nyawa kliennya.
Editor : Marhaendra Wijanarko
