Sukoharjo – Selama beberapa tahun, event International Rain Festival alias Festival Hujan Internasional, sudah menjadi agenda rutin di Sanggar Tari Mugi Dance, Kartasura, Sukoharjo. Festival ketujuh tahun ini, IRF tetap berlangsung dengan peserta dari tiga negara, namun dilaksanakan online karena situasi pandemi Covid-19.
Direktur Artistik IRF, Mugiyono Kasido kepada Timlo.net, Minggu (17/1) menyebut pelaksanaan festival dimulai Rabu (20/1). Sejumlah seniman mementaskan karyanya dari tempat tinggalnya masing-masing dan video dikompilasi dalam.balutan Festival Hujan Internasional.
“Festival tahun ini mengandalkan teknologi komunikasi. Karena penampil dan kurator maupun penonton tidak berada dalam satu ruangan nyata melainkan virtual. Ya bagaimana lagi, karena kesehatan tetap hal penting,’ ujar Mugiyono Kasido.
Pemirsa dapat melihat tayangannya secara gratis di channel YouTube @mugidance. Hanya beberapa penyaji yang tampil secara kelompok sedangkan lainnya karya tunggal.
“Para penyaji berasal dari Perancis, Meksiko, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur dan Jawa Tengah. Dengan segala keterbatasan yang ada,seniman tetap berkarya,” imbuh Mugi.
IRF digelar kali pertama pada 2015 di studio Mugidance,Kartasura ,Sukoharjo. Digawangi Mugiyono Kasido, koreografer yang telah melanglang buana ke berbagai negara untuk mementaskan karyanya.
Selain gelaran seni, IRF juga menampilkan beberapa kegiatan edukasi terkait hujan, seperti pbuatan biopori, pembuatan air alkali , pembuatan vertimint. Dan kali ini akan memberikan edukasi berupa penanganan evakuasi ular.
Hingga kini seniman dari berbagai negara telah menampilkan karyanya antara lain Argentina, Ekuador, Inggris, Philiphina , Meksiko, Singapura, Jepang dan lain- lain.
Editor : Ari Kristyono