Wonogiri – PMI Wonogiri menyatakan belum memiliki alat yang mumpuni untuk memproduksi plasma konvalesen. Oleh sebab itu, PMI Wonogiri memilih mengantar calon pendonor plasma ke PMI Solo.
“Karena PMI Solo yang sudah mempunyai peralatan khusus. Plasma konvalesen itu didapatkan dari penyintas covid-19. Itu cukup membantu penderita covid-19 yang kondisinya sudah berat,” ungkap Kepala Unit Donor Darah (UDD) PMI Wonogiri Heri Susanto kepada wartawan, Minggu(17/1).
Menurut dia, cara mendonorkan plasma konvalesen berbeda dengan donor darah biasa. Sebab, ada alat khusus yang digunakan untuk menyaring plasma dari darah pendonor. Donor plasma konvalesen pun disebutnya membutuhkan waktu satu hingga satu setengah jam.
Lantaran tak memiliki alat khusus, ketika ada calon pendonor plasma di kantornya, pihaknya memilih mengantar calon pendonor itu ke PMI Solo. Sebab, di sana telah memiliki alat khusus.
“Selain belum punya alatnya, harus ada standar khusus agar plasma itu bisa diberikan kepada pasien,” tuturnya.
Nama alat tersebut adalah apheresis. Dalam sekali pengambilan, masing-masing pendonor diambil 400cc.
“Di Wonogiri baru ada lima calon pendonor plasma konvalesen,” tuturnya.
Dikatakan, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi agar penyintas bisa mendonorkan plasma konvalesennya.
Syarat-syarat itu diantaranya berusia 18-60 tahun, berat badan lebih dari 55 kilogram, sembuh dari korona dengan hasil swab negatif dan bebas gejala selama 14 hari setelah sembuh. Diutamakan laki-laki atau perempuan yang belum menikah. Selain itu, harus bergejala saat terpapar.
“Kami mendorong agar penyintas covid-19 khususnya yang pernah dirawat di rumah sakit karena bergejala untuk mendonorkan plasma konvalesennya. Sebab kebutuhan akan plasma itu cukup banyak, tapi pendonornya sedikit. Misal ada penyintas yang mau mendonorkan plasma konvalesennya kita siap antar ke PMI Solo,” tandasnya.
Editor : Dhefi Nugroho