Wonogiri – Ketua DPRD Wonogiri Sriyono menilai, lonjakan kasus positif Covid-19 belakangan cukup signifikan. Dia menyebut, hasil pengamatannya, lonjakan ini terjadi akibat imbas libur Natal dan Tahun Baru.
“Kalau menurut saya begitu. Meski dari pemerintah kemarin sudah mengimbau untuk tidak mudik, akhirnya kan terjadi arus mudik juga,” ungkap Sriyono kepada wartawan, Senin (18/1).
Menurut dia, saat perayaan Natal, aturan penyelenggaraan di gereja sudah jelas. Di Wonogiri juga banyak gereja yang tak sampai separuh kapasitasnya diisi oleh umat. Selain itu, pengamanan dan juga penerapan protokol kesehatan sangat ketat.
“Kemarin waktu Natal, saya mengikuti misa secara daring. Karena saya sadar, umur saya kan sudah kepala lima,” bebernya.
Politisi PDI Perjuangan itu mengatakan, kebanyakan kasus terkonfirmasi positif corona bermula dari klaster perjalanan. Banyak diantara warga yang positif adalah orang tanpa gejala (OTG), jadi awalnya mereka tak mengetahui mereka terpapar.
“Kemarin saya kontak-kontak sejumlah rumah sakit dan Kepala Dinkes. Ternyata, saat ini ruang isolasi di rumah sakit sudah penuh,” paparnya.
Atas kondisi itu, dia berhadap Pemerintah daerah untuk menyiapkan tempat untuk isolasi sejak dini. Disisi lain, Pemkab Wonogiri telah menyiapkan lokasi isolasi sejak beberapa waktu lalu.
Saat dikonfirmasi wartawan, Sriyono juga menyinggung soal ketersediaan alat PCR di masing-masing kabupaten. Sebab kata dia, anggaran untuk penanganan covid-19 dari pemerintah pusat sangat besar. Dan menurutnya, pusat mampu untuk pengadaan alat PCR tersebut.
Dia meyakini, dengan adanya alat PCR, penanganan pandemi covid-19 di daerah bisa lebih mudah dan cepat tertangani.
“Kebijakan ini yang dari pusat sampai daerah belum muncul. Kita tau lho dana yang ada di pusat untuk penanganan pandemi. Anggaran di semua lini besar-besar. Kenapa tidak ada inisiatif satu kabupaten satu alat,” katanya.
Ditambahkan, saat daerah kesulitan anggaran untuk pengadaan alat tersebut, pusat bisa membantu apabila alat itu memang tersedia. Setelah itu, alat bisa dikirimkan ke daerah. Pihaknya juga mendorong untuk penggunaan rapid test antigen. Sebab, alat itu dinilainya lebih murah.
“Tapi lebih baik mengantisipasi. Kita harapkan masyarakat lebih disiplin lagi dalam menerapkan protokol kesehatan. Ini kan demi kebaikan bersama. Memutus mata rantai penyebaran covid-19 bukan cuma tugas pemerintah, tapi ini tugas bersama,” tandasnya.
Editor : Ari Kristyono