Wonogiri- Beredar video seorang petugas kesehatan berbaju medis warna hijau tua menghentikan sebuah mobil pick up yang mengangkut serombongan perempuan. Petugas itu marah, karena rombongan itu baru saja menghadiri hajatan tanpa menerapkan protokol kesehatan.
“Iya, kejadiannya tadi siang di Desa Sidorejo Kecamatan Jatisrono,” tutur Camat Jatisrono Suradi, Jumat(22/1).
Menurutnya, kebetulan pada Jumat (22/1) dilakukan sosialisasi dan edukasi keliling. Satgas di kecamatan itu terdiri dari pihak kecamatan, TNI/Polri, Puskesmas, dan juga KUA.
“Jadi,ada dua tim dari kecamatan. Salah satunya kebetulan ketemu mobil bak terbuka yang mengangkut penumpang yang kebanyakan para ibu-ibu itu,” ungkapnya.
Melihat mobil bak terbuka dengan selusin ibu-ibu,kata Suradi, Satgas kemudian langsung menyetopnya.Saat ditanya, katanya mereka usai menghadiri acara hajatan pernikahan di Kecamatan Jatiroto.
Padahal,kata Camat Jatisrono ini,sesuai dengan SE Bupati, hajatan dilarang digelar untuk sementara waktu, namun akad nikah tetap bisa digelar tanpa perayaan besar-besaran.
“Rombongan itu berasal dari Kecamatan Jatipurno,” jelasnya.
Pihaknya mengatakan tidak bermaksud mengintervensi wilayah lain. Hanya saja, kebetulan rombongan itu lewat di wilayah Jatisrono dan bertemu petugas. Karena itulah petugas memberikan edukasi kepada mereka. Suradi juga meyakini bahwa vamat di daerah manapun juga bertugas memberikan edukasi terhadap edaran bupati dalam hal penanganan pandemi saat ini.
Sementara, terkait video viral itu, petugas menggunakan APD yang memberikan edukasi kepada rombongan hajatan itu adalah Kepala Kepala UPT Puskesmas Jatisrono II Nonot Sumarsono.
Diceritakannya, dia turun langsung karena petugas lain di puskesmas yang dipimpinnya sedang sibuk. Dia bersama enam orang lain pun melakukan edukasi dan sosialisasi ke dua desa, yakni Desa Sidorejo dan Rejosari.
“Waktu di Rejosari kebetulan ada mobil itu masuk ke wilayah kerja kami. Kami berhentikan untuk diedukasi. Ini bukan razia tapi penyuluhan keliling,” kata dia.
Ada dua mobil rombongan yang ditemukan oleh pihaknya. Namun, mobil itu tidak berjalan beriringan. Tetapi mobil itu diketahui sekitar beberapa menit kemudian di lokasi yang berbeda namun masih di satu desa.
“Awalnya kami tanya darimana, njawabnya dari Cangkring Jatiroto. Jagong grubyukan diajak oleh tetangga. Kemudian saya dengan bahasa di video itu yang terus terang saya,” kata dia.
Saat itu tutur Nonot sempat bertanya kepada warga yang ikut dalam rombongan.Apakah di Kecamatan Jatipurno belum dilakukan edukasi SE Bupati terkait hajatan.Ada sebagian rombongan yang menjawab sudah dan ada yang menjawab belum.Lalu pihaknya juga sempat bertanya soal kenapa mereka ikut rombongan itu,mereka beralasan ikut grubyukan lantaran “ewuh pekewuh”.
Seperti terekam video, Nonot sempat emosional saat memberikan edukasi kepada rombongan emak-emak asal Jatipurno tersebut.Namun begitu, pada intinya dirinya ingin agar masyarakat percaya benar adanya akan keganasan virus corona dan tidak berniat menakut-nakuti masyarakat.
“Usai itu, kami langsung koordinasi dengan pihak Kecamatan Jatipurno dan Jatiroto,” bebernya.
Terpisah, Kepala Satpol PP Wonogiri Waluyo juga telah menerima laporan atas kejadian tersebut. Hal itu dinilainya adalah bentuk penyuluhan kepada masyarakat. Dirinya mengaku sudah memberikan imbauan kepada camat. Intinya, kejadian viral itu dapat dijadikan edukasi semua pihak. Sehingga masyarakat semua bisa paham.
Editor : Ari Kristyono