Solo- Suasana di lobi depan Museum Radya Pustaka, Rabu (24/03) pukul 14.00 sangat ramai. Tidak seperti hari biasa, museum peninggalan Keraton Kasunanan ini, hari itu dipadati dengan anak-anak muda yang mengenakan kaos putih. Ternyata mereka datang untuk mengikuti acara Solo Youth Heritage (SYH) Goes To Museum yang dimulai pukul 14.00 dengan rute Museum Radya Pustaka dan Museum Batik Kuno Danar Hadi.
Salah satu yang berada dalam kerumunan itu adalah Sanat Rusli, pria berumur tiga puluh tahun yang memang baru kali ini datang ke kedua museum tersebut. Sanat yang asli Solo dan berumah tinggal di daerah Limolasan ini mengaku tahu acara tersebut dari radio yang ia dengar. Dan ia datang ke acara SYH ini, karena memang kecintaannya pada segala hal yang berbau sejarah.
Lain lagi dengan mahasiswa jurusan Biologi, fakultas MIPA, bernama Majeda Hayun Alvianti. Mahasiswa semester dua UNS Solo yang ternyata berasal dari Bogor ini menceritakan bahwa ia pernah ikut kegiatan SYH sebelumnya. Saat ditanya mengenai alasannya ikut acara ini lagi, dengan senyum simpul ia menjawab, “Saya sangat tertarik dengan batik yang ada di Danar Hadi.” Gadis ini juga mengaku bahwa ia sudah kepicut dengan suasana Solo, meskipun belum genap setahun ia tinggal di kota bengawan ini. Maka dari itu, ia ingin tahu lebih banyak lagi tentang kota ini.
Kedua orang tadi adalah contoh dari dua generasi yang berbeda yang masih mempunyai keinginan untuk menjaga kekayaan kota Solo tercinta ini. Antusiasme mereka dalam mengunjungi museum adalah salah satu bentuk cintanya pada budaya dan sejarah.