Wonogiri — Pemkab Wonogiri meminta agar seluruh rumah sakit yang ada di daerahnya untuk segera menyiapkan tempat isolasi bagi pasien positif Covid-19. Sementara, dari sisi biaya perawatan, Pemkab akan menjaminnya.
“Ini merupakan tindak lanjut Kemenkes, dimana setiap rumah sakit, baik swasta atau milik pemerintah diwajibkan menyiapkan ruang isolasi untuk pasien terkonfirmasi positif Corona,” ujar Bupati Wonogiri Joko Sutopo, Senin (25/1).
Menurut dia, sesuai Instruksi Kemenkes, rumah sakit diwajibkan untuk menyiapkan ruang isolasi bagi pasien positif Covid-19. Hal ini menurut Bupati Wonogiri, dikarenakan banyaknya rumah sakit plat merah yang belakangan ini kewalahan menampung pasien Covid-19 yang butuh perawatan lantaran mengalami komorbid.
“Ini akan kami pertegas. Dalam waktu dekat ini saya minta Kepala Dinkes Wonogiri untuk mengundang para direktur rumah sakit swasta di Wonogiri untuk koordinasi. Setelah itu barulah saya keluarkan surat edaran. Ini sebagai jaminan dan komitmen bersama,” bebernya.
Berdasarkan data yang dimilikinya, ada tujuh rumah sakit swasta yang bakal diinstruksikan untuk menyediakan ruang isolasi. Diantaranya RS Mulia Hati, RS Astrini, RS Medika Mulya, RS Maguan Husada, RS Amal Sehat, PKU Muhammadiyah Nambangan Selogiri, PKU Muhammadiyah Wonogiri serta RS Fitri Chandra Wonogiri.
Joko Sutopo mengatakan, selain mengundang direktur rumah sakit swasta, pihaknya juga akan melibatkan jajaran TNI dan Polri dan Kejaksaan. Hal ini dimaksud untuk lebih menguatkan komitmen dan memberikan pemahan akan kebijakan pemerintah pusat.
Selain itu, didalam koordinasi juga akan dibahas terkait kesiapan rumah sakit.Tidak hanya dari sisi pengadaan ruang isolasi saja. Namun, menurut Bupati, juga akan dilakukan inventarisir alat-alat penunjang, termasuk ketersediaan tempat tidur yang layak untuk pasien.
“Secara prinsip, rumah sakit swasta menyiapkan ruang isolasinya. Biaya perawatan pasien, Pemkab yang menanggungnya,” jelasnya.
Bupati Joko Sutopo menambahkan, pasien terkonfirmasi positif Covid-19 yang memiliki komorbid yang bakal mendapatkan rekomendasi untuk menjalani perawatan di rumah sakit. Sementara pasien tanpa komorbid atau OTG dianjurkan untuk menjalani isolasi mandiri.
“Semisal nanti Wonogiri mengalami outbreak, baru kita akan mengambil langkah terakhir. Opsi lain bisa saja kita menggunakan bekas RS Marga Husada sebagai ruang isolasi. Sementara saat ini kita masih terkaver oleh Faskes yang dikelola pemerintah dan swasta yang akan kita kolaborasikan,” tandasnya.
Terpisah, Imawan Haris Nur Salim, Humas RS Amal Sehat Slogohimo mengatakan, untuk ruang isolasi pasien Corona sudah dimiliki. Bahkan menurutnya, ruang tersebut sudah disiapkan sejak awal pandemi. Dimana, awal pandemi pihaknya kali pertama merawat pasien Covid-19 asal Kecamatan Jatipurno.
Menurut dia, awalnya pihaknya baru memiliki 10 ruang isolasi. Kala itu pihaknya ditunjuk oleh Pemkab Wonogiri sebagai salah satu rumah sakit rujukan pasien terkonfirmasi positif Corona. Dimana pada saat itu, kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di Wonogiri meledak, sehingga RSUD Wonogiri kewalahan.
Imawan mengaku sudah intens berkoordinasi dengan pihak Dinkes Wonogiri terkait kesiapan ruang isolasi di rumah sakitnya. Bahkan baru-baru ini pihaknya juga kerap sharing dengan rumah sakit lain dalam hal kesiapan penyediaan ruang atau bangsal khusus isolasi pasien positif Covid-19.
“Saat ini ruang isolasi dirumah sakit kami sudah siap 2 bangsal dan 35 tempat tidur. Dalam waktu dekat ini bisa 40 tempat tidur. Itu lengkap dengan alat-alat medis penunjang lainnya,” tambahnya.
Editor : Marhaendra Wijanarko