Wonogiri — Banjir yang menyebabkan ratusan rumah di beberapa desa di Kecamatan Pracimantoro disebabkan tersumbatnya aliran air menuju luweng. Selain itu, juga disebabkan luapan air telaga. Atas kondisi itu, pemerintah setempat, mendorong agar pemerintah desa di Pracimantoro mengalosikan anggaran dana desa untuk mitigasi bencana.
“Sebenarnya wilayah yang terdampak kemarin itu baru kali ini mengalami banjir. Kalau dulu yang jadi langganan banjir kan Wonoharjo sama Wonodadi tapi sekarang disana tidak lagi. Karena oleh pemerintah setempat, di mulut luweng dibangun pengaman yang terbuat dari pasangan cor dan besi,” jelas Camat Pracimantoro Warsito kepada wartawan, Senin (1/2).
Menurut dia, rata-rata, kondisi geografis wilayah Pracimantoro bagian selatan atau wilayah terdampak banjir, terletak pada dataran rendah dan cekungan. Otomatis, wilayah tersebut menjadi titik kumpul air dari pekarangan warga maupun dari perbukitan.
Selain itu, tutur Warsito, wilayah terdampak, saat ini kondisinya minim resapan. Luweng yang ada takmampu menampung derasnya aliran air yang timbul dari curah hujan yang tinggi.
“Parahnya lagi, banyak luweng yang oleh masyarakat setempat justru ditutup. Bahkan, didekat luweng Dompol oleh warga setempat ditutup kemudian atasnya didirikan sebuah bangunan rumah. Padahal Tuhan itu menciptakan sesuatu pasti ada manfaatnya, bukannya malah ditimbun lalu dijadikan pemukiman,” bebernya.
Warsito mengaku prihatin atas kondisi ini. Pasalnya, dusun atau desa yang terdampak banjir diawal tahun ini menyebabkan aktifitas warga terganggu. Berkaca pada kejadian beberapa tahun silam, saat itu Desa Wonoharjo dan Wonodadi merupakan langganan banjir.
Namun, setelah di depan mulut luweng dibuat semacam pengaman yang terbuat dari pasangan cor jeruji besi, kini luweng itu lancar dan taklagi meluap dan menyebabkan banjir. Ia menyebut bahwa hampir setiap lokasi bencana banjir itu memiliki luweng. Namun pada kejadian itu luweng takmampu menampung curah hujan.
“Salah satu gunanya mitigasi bencana ya seperti di luweng yang berada di Desa Wonodadi. Dan nyatanya takada lagi kabar banjir atau luweng tersumbat,” terangnya.
Ditambahkan, sudah berulang kali pihaknya mendorong agar pemerintah desa diwilayahnya mengalokasikan dana desa untuk mitigasi bencana.
Sayangnya, perintahnya belum semua ditindaklanjuti pemerintah desa. Bahkan, hampir dapat dipastikan setiap ada rapat atau Musrenbangdes yang dihadiri, selalu memberikan sosialisasi terkait mitigasi bencana.
“Ya, ada yang beralasan inilah itulah. Dananya dibuat anggaran infrastruktur lain dan sebagainya. Maka dengan adanya bencana alam ini kami berharap setiap desa mampu secepatnya menganggarkan dana desa untuk kegiatan mitigasi bencana. Nanti akan saya dorong terus. Meskipun saya sudah berulangkali memerintahkan hal itu kepada kepala desa belum dilaksanakan,” imbuhnya.
Dari informasi yang dihimpun, bencana banjir di Kecamatan Pracimantoro melanda sejumlah desa diantaranya Dusun Joho Kidul Desa Joho rumah terdampak sebanyak 48 rumah, Dusun Dompol Desa Petirsari rumah terdampak sebanyak 13 rumah, Desa Sumber agung meliputi Dusun Karang Kulon rumah terdampak sebanyak 5 rumah, Dusun Ngelo sebanyak 17 rumah, Dusun Mesu sebanyak 17 rumah dan Dusun Ngaluran 26 rumah terdampak.
Editor : Wahyu Wibowo