Wonogiri — Dampak pemberlakuan Gerakan “Jateng di Rumah Saja” pada hari pertama, Sabtu (6/2), kondisi pasar hewan Baturetno dan pasar tradisional Bung Karno Baturetno sepi pedagang serta pembeli. Jika dipersentase, penuruan aktivitas perekonomian di pasar itu mencapai 80 persen.
“Tidak ada seperempatnya, di pasar hewan ini sepi sekali. Pasaran sebelumnya, biasanya pengunjung dan pedagang transaksinya sampai di luar pasar. Ya, karena ada pengumuman dari gubernur kalau pasar libur dua hari. Tapi, akhirnya dibuka itu mungkin pedagang maupun pembeli membuat enggan pergi ke pasar,” jelas salah satu pedagang buah diarea pasar hewan Baturetno, Painah.
Dari pantauan media ini, kondisi serupa juga terjadi di Pasar Bung Karno. Tak banyak aktivitas perdagangan. Los dan kios di pasar itu banyak yang tutup. Di lantai satu, tempat pedagang pakaian dan peralatan rumah tangga hanya segilintir yang nekat berjualan.
“Sepinya ini mungkin karena kebingungan masyarakat juga. Yang dikeluarkan Pak Ganjar itu kan ajakan atau imbauan. Mungkin dikiranya wajib, kemudian pembeli juga tidak mau ke pasar. Karena kemarin yang tersebar di media sosial kan SE Pak Gubernur itu. Padahal sekarang pasar bisa buka,” kata pedagang bolo pecah Pasar Bung Karno, Eko Purwanto.
Dia mengaku, di hari kedua pemberlakuan Gerakan “Jateng di Rrumah Saja”, Minggu (7/2), tetap akan buka, meskipun hari ini sepi transaksi.
Menurut dia, yang paling terdampak yakni para pedagang makanan, sayuran, buah dan sejenisnya.
“Tetap bukalah. Dari pada di rumah juga mau ngapain. Sedikit dapat uang tidak apa-apa,” ujarnya.
Terpisah, Pengelola Pasar Bung Karno Baturetno, Sularno mengatakan, penurunan aktivitas perekonomian di dua pasar di Baturetno yang ia kelola mencapai 80 persen. Bahkan, di hari pertama pemberlakuan SE Gubernur itu, pedagang sayur yang biasa datang dari luar daerah pada malam hari banyak yang tidak jualan. Hanya sekitar 50 persen saja.
“Kemarin, banyak pedagang yang tanya saja soal ini. Sebenarnya sudah saya jawab, bahwa pasar Sabtu-Minggu (6-7/2) tetap buka sambil menunggu SE dari Bupati,” jelasnya.
Dikatakan, setelah ada instruksi dari Pemkab Wonogiri melalui dinas terkait, bahwa pasar di Wonogiri tetap buka, pihaknya langsung memberi pengumuman. Ia mengaku langsung membuat pengumuman melalui audio speaker pasar berulang kali. Selain itu, pihaknya juga membuat pengumuman lewat video dan di share ke medsos, namun pasar masih saja sepi.
Lebihlanjut Sularno menyatakan, masyarakat tidak ke pasar karena mengacu pada SE Gubernur yang sudah viral di media sosial. Hal itu dibuktikan dengan banyaknya pembeli yang berbelanja ke pasar pada Jumat (5/2), mereka mengaku untuk stok kebutuhan pada Sabtu dan Minggu.
“Sebagian besar yang tutup itu pedagang di lantai satu yang menjual pakaian dan peralatan rumah tangga,” ujarnya.
Editor : Marhaendra Wijanarko