Sleman — PSS Sleman telah berusia 44 tahun sejak didirikan pada tahun 1976 lalu. Dalam sejarahnya lahirnya PSS dibidani oleh empat tokoh sepak bola di wilayah Kabupaten Sleman.
Keempat orang atau bisa dikatakan pendiri PSS antara lain Suryo Saryono (PS Satria), Subardi (ISSB), Hartadi (PSIM dan Sinar Utara), dan Sudarsono (PSSO). Nama terakhir belum lama ini menjadi narasumber dalam podcast PSS.
Sudarsono masih mudah mengingat perjalanan tim berjulukan Elang Jawa tersebut mulai dari awal dibentuk, hingga mengarungi musim kompetisi dari kasta terendah. Sudarsono punya peran cukup besar dalam awal perjalanan PSS, termasuk dibantu oleh istrinya.
“Dulu para pengurus bahkan pemain, kumpulnya di rumah saya. Istri saya juga yang mencuci seragam pemain. Banyak pihak yang nyengkuyung bareng (saling membantu) kehadiran PSS,” terang Sudarsono dalam obrolannya di podcast PSS, kemarin.
Sudarsono menjadi satu diantara saksi hidup perjalanan PSS di awal berdiri. Tentunya ia juga punya impian sekaligus harapannya untuk tim yang bentuk tersebut.
Harapannya tak lain adalah agar pas dapat mempertahankan pencapaian yang sudah ditorehkan saat ini. PSS yang baru berusia 44 tahun, mampu terbang tinggi di kasta Liga 1 sejak tiga tahun terakhir.
Di awal berdiri, PSS berkutat di kasta bawah selama bertahun-tahun. Kini tim pujaan Brigata Curva Sud (BCS) dan Slemania, mampu menjadi wakil DIY di Liga 1. Terkini, PSS mampu melewati prestasi tim tetangga yakni PSIM yang jauh lebih dulu berdiri.
“Harapan kami prestasi yang ada ini terus dipertahankan, juga menjadi harapan besar dari masyarakat Sleman pada umumnya. Pesan saya juga agar PSS tetap eksis, pengelola jangan ngisin-ngisini (membuat malu), membawa PSS tidak lagi turun kasta,” ungkapnya.
“Kemudian untuk suporter PSS agar menjunjung tinggi sportivitas, tidak emosian. Tidak membuat kericuhan, mengutamakan dukungan dan kreativitasnya,” tukas Sudarsono.
Editor : Wahyu Wibowo