Solo — Bagi pecinta Liga Indonesia sekitar sepuluh tahun silam, bakal mudah mengenal Muhammad Yasir. Seorang penjaga gawang potensial asal Medan. Tampilannya mudah dikenali dengan kepala plontos dan melanglang buana ke banyak klub.
Yasir merupakan kiper yang cukup dikenal sempat meroket namanya, namun juga cepat turun drastis. Ia lahir di Medan pada 13 Januari 1985. Meski lahir dan besar di Medan, ia justru lebih banyak melanglang buana ke klub lain.
Yasir justru belum sempat bermain unik tim tanah kelahirannya, PSMS Medan. Ia lebih banyak bermain di klub luar Sumatera. Termasuk Persis Solo yang merupakan klub terakhir dalam karier profesionalnya.
Dunia olahraga dan sepak bola sudah ia geluti sejak kecil, dan menyalurkannya melalui sekolah sepak bola (SSB), hingga menimba ilmu di Diklat Ragunan. Saat usianya baru menginjak 18 tahun, ia sudah direkrut klub Persijatim Solo FC yang berhomebase di Stadion Manahan tahun 2004 silam.
Lantas setelah pensiun lima tahun lalu, Yasir kini lebih banyak menghabiskan waktu bersama keluarganya. Ia tinggal di Semarang dan masih menyibukkan diri di lapangan hijau dengan menjadi pelatih SSB.
“Kegiatan saya sekarang tetap tidak jauh dari sepak bola. Selain bekerja, sorenya untuk melatih anak-anak SSB di wilayah Semarang dan sekitarnya. Kebetulan saya sudah lisensi C AFC, dulu ngambil di Solo di 2019 dan pas ada kesempatan,” tandas Muhammad Yasir.