Wonogiri – Status Waduk Gajah Mungkur (WGM) saat ini berada di level siaga hijau. Dimana elevasinya berada di angka 135,81 meter. Namun demikian, dipastikan bendungan tersebut dalam kondisi aman.
“Kondisi bendungan aman, pengelola bendungan selalu melaksanakan monitoring terhadap keamanan bendungan. Melalui pengukuran instrumen keamanan bendungan dan pengamatan-pengamatan lain secara rutin dan terjadwal,” ungkap Kepala Divisi Jasa ASA III – Perum Jasa Tirta 1 Wilayah Sungai Bengawan Solo, Setiyantono kepada awak media, Kamis (11/2).
Disampaikan, untuk antisipasi sekaligus pengendalian banjir dan keamanan bendungan, maka PJT membuka dua unit pintu air (spillway) dengan debit outflow sebesar 100 meter kubik per detik.
Pintu air itu dibuka sejak Rabu (10/2) pukul 07.00WIB, dan akan ditutup kembali setelah kondisi siaga selesai.
Pihaknya mengakui bahwa sejak dua pekan belakangan, curah hujan di wilayah Wonogiri intensitasnya cukup tinggi. Akibatnya, debit air limpasan dari hulu mengalami peningkatan.
“Sesuai standar operasional WGM pada musim penghujan, dalam rangka pengendalian banjir, saat elevasi atau muka air waduk memasuki siaga hijau maka elevasinya dijaga dengan melepaskan kelebihan air dari hulu. Hal ini dalam rangka menyiapkan tampungan air banjir yang datang dari hulu agar dapat diredam oleh waduk,” ujarnya.
Setiyantono mengatakan, bendungan Wonogiri dibangun pada tahun 1976-1980. Bendungan itu diresmikan oleh Presiden RI saat itu, Soeharto, pada November 1981.
Menurutnya, bendungan dan waduk saat ini dikelola dengan sebaik-baiknya dengan harapan mampu memberikan manfaat seperti pengendalian banjir, pembangkit listrik PLTA, irigasi, air baku dan lain-lainya.
“Dengan adanya pembukaan pintu air ada sejumlah potensi yang bisa terjadi. Dimana debit bertambah sehingga masyarakat perlu waspada. Namun, ada beberapa area telah dipasang Early Warning System (EWS) sehingga masyarakat sekitar bisa terinformasi jika terdapat kenaikan muka air sungai,” tandasnya.
Editor : Dhefi Nugroho