Solo – Perayaan malam Imlek 2572/202 di tengah pandemi Covid-19 di Solo pada Kamis (11/2) malam tampak sepi. Masyarakat Solo yang biasanya memadati kawasan Pasar Gede di bawah penerangan ribuan lampu lampion, kali ini tidak ada sama sekali.
Namun demikian, umat Tri Dharma (Konghucu, Budha, dan Tao) masih tampak mendatangi Kelenteng Tien Kok Sie yang berlokasi di kawasan Pasar Gede, Solo untuk beribadah dan memanjatkan doa.
Ibadah di dalam kelenteng dilakukan secara bergantian dan dilakukan pembatasan 50 persen dari kapasitas. Para biksu yang biasanya mendampingi jemaat tidak terlihat sama sekali. Pemeriksaan protokol kesehatan seperti mengukur suhu badan, memakai masker, dan cuci tangan diberlakukan dengan ketat.
“Saya datang khusus di kelenteng untuk memanjatkan doa agar diberikan keselamatan dan dimudahkan dalam mencari rejeki,” kata Mardiyano (47) pada Timlo.net.
Ia juga berharap pandemi segera berakhir dan Indonesia dijauhkan dari bencana. Mardiyano mengatakan setiap malam Imlek tidak pernah melewatkan berdoa di kelenteng.
“Meskipun ada pembatasan jemaat yang beribadah, saya tetap menyempatkan datang ke kelenteng,” jelas dia.
Kepala Yayasan Kelenteng Tien Kok Sie Sumantri mengatakan, ibadah malam pergantian tahun di kelenteng tetap diadakan, dengan pembatasan. Jemaat yang hendak beribadah harus bergantian.
“Kalau Imlek tahun lalu tidak ada pembatasan jemaat, karena sekarang pandemi kami batasi,” ujar Sumantri.
Ia menambahkan akibat pandemi sejumlah agenda rutin keagamaan Imlek ditiadakan untuk menghindari kerumunan massa. Ibadah tersebut diantaranya ritual Pao Oen atau tolak bala yang biasanya diikuti hingga 500 anggota jemaah dan Grebeg Sudiro.
Editor : Dhefi Nugroho