Karanganyar — Seorang penjaga SD berstatus PNS, Sulardi (50) hilang di aliran Sungai Bengawan Solo. Ia diduga terjatuh dari jembatan Ring Road Utara Mojosongo pada Minggu (14/2) pukul 17.00 WIB.
Koordinator Basarnas Pos Solo, Arief Sugiyarto menyampaikan, ada lima pos pantau yang disiapkan di sepanjang aliran Sungai Bengawan Solo hingga wilayah Kabupaten Bojonegoro, untuk mencari tubuh pria yang berprofesi sebagai penjaga SDN 3 Jetis ini.
“Awalnya ada 4 tambah satu jadi 5 pos pantau. Di Bojonegoro kita siapkan, di Ngawi juga sudah disiapkan. Radius 6 KM. Area pencariannya diperluas,” kata Arief, Senin (15/2).
Penjaga SDN 3 Jetis itu semula mengendarai sepeda motor bersama istri dan anaknya. Sesampainya di atas jembatan ringroad, Sulardi merasa mual dan ingin muntah. Diduga saat melihat ke bawah jembatan, penjaga sekolah itu terpeleset hingga jatuh ke sungai.
Sebanyak 100 personel gabungan melakukan pencarian dari bawah Jembatan ringroad tepatnya di Dusun Dalon Desa Sroyo Kecamatan Jaten Kabupaten Karanganyar hingga memasuki wilayah Kabupaten Sragen. Tim menyisir sepanjang aliran sungai menggunakan perahu LCR.
Penempatan pos pantau di Bojonegoro dilatarbelakang kasus serupa pada beberapa bulan lalu. Saat itu, korban hanyut dari Gondangrejo ditemukan di wilayah tersebut.
Karena sudah masuk aliran utama Sungai Bengawan Solo, pencarian dengan metode penjaringan tidak akan efektif karena arus cukup deras. Sehingga pencarian dilakukan dengan cara susur sungai baik di sisi kanan dan kiri dengan menggunakan perahu karet.
“Kita belajar dari pengalaman yang dulu di Gondangrejo, itu 40 jam sudah sampai di Bojonegoro,” ucapnya.
Dia mengungkapkan, sampai saat ini belum ada tanda-tanda keberadaan Sulardi. Penyisiran akan dilakukan hingga Senin sore untuk kemudian dilanjutkan evaluasi guna menentukan langkah selanjutnya.
“Kita standar pencarian tujuh hari. Kalau memang belum ketemu kita evaluasi. Kalau misal setelah tujuh hari tidak ditemukan tanda keberadaan korban, tentu akan perpanjang,” jelasnya.
Editor : Wahyu Wibowo