Karanganyar – Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Karanganyar mencatat terdapat sedikitnya 25 kasus Chikungunya dalam 45 hari terakhir. Jumlah kasus tersebut tergolong tinggi.
“Baru awal tahun sudah banyak kasusnya. Masyarakat dalam memberantas sarang nyamuk perlu lebih serius,” kata Kasi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) Dinas Kesehatan Karanganyar, Winarno kepada wartawan, Selasa (16/2).
Data dari Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Karanganyar memperlihatkan ada 25 kasus chikungunya yang muncul mulai dari awal tahun hingga saat ini.
Kemunculan Chikunguya tersebut ada di Desa Wonolopo, Kecamatan Tasikmadu dan Lingkungan Temuireng, Kelurahan Tegalgede, Kecamatan Karanganyar.
Winarno mengatakan ada pergeseran lokasi penyakit Chikungunya dibanding tahun lalu. Sebelumnya, penyakit Chikunguya banyak terjadi di Desa Suruh. Sementara kalau di Karanganyar, berada di Tegalasri dan Badranasri.
Penyebab munculnya chikungunya hampir sama dengan DBD. Sehingga masyarakat diminta supaya lebih menggiatkan gerakan PSN.
Menurut Winarno, merebaknya penyakit Chikunguya saat ini tidak disebabkan tingginya intensitas hujan dalam beberapa waktu terakhir. Alasannya, telur nyamuk tidak terlalu lama berada di tempat penampungan air yang ada di luar rumah.
Tim Dinas Kesehatan Karanganyar sudah melakukan penyelidikan epidemiologi (PE) di dua wilayah tersebut. Hasilnya banyak ditemukan jentik nyamuk baik itu di dalam rumah maupun pekarangan seperti di bekas potongan bambu.
Hasilnya memperlihatkan bahwa di dua lokasi anyar tersebut memiliki standar pelaksanaan PSN di bawah 60 persen.
“Masih di bawah standar. Kalau PSN baik itu angka bebas jentik minimal 95 persen,” Winarno.
Ditambahkan Winarno, efek yang ditimbulkan dari penyakit chikungunya adalah badan terasa lemas dan pegal-pegal. Sedangkan untuk dapat pulih kembali, penderita cukup istirahat.
Efek yang ditimbulkan dari penyakit chikungunya cenderung tidak terlalu beresiko apabila dibandingkan dengan DBD. Kendati demikian, masyarakat tetap diimbau supaya lebih menggiatkan gerakan PSN.
Editor : Dhefi Nugroho