Timlo.net — Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jawa Tengah memperbarui data persebaran kasus Corona (Covid-19). Informasi yang diperoleh Timlo.net dari laman corona.jatengprov.go.id, Rabu (17/2) pukul 12.00 WIB, tercatat 9.412 pasien yang dirawat di RS atau isolasi mandiri, 126.782 pasien sembuh, dan 9.142 pasien meninggal dunia.
Kasus penyebaran Covid-19 di Provinsi Jawa Tengah terus menurun. Bahkan dari 35 kabupaten/kota tidak lagi ada zona merah, dan berubah menjadi zona oranye. Hal tersebut tidak lepas dari upaya Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dalam menangani Covid-19. Mulai dari Penerapan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), percepatan vaksinasi, hingga gerakan ‘Jateng di Rumah Saja’ selama dua hari.
Gerakan “Jateng di Rumah Saja” pada 6-7 Februari lalu mulai menunjukkan dampak signifikan. Penurunan angka kematian, hingga angka terkonfirmasi mulai terlihat di minggu ke-6.
“Jadi kasus aktifnya menurun, bahkan untuk pertama kali kemarin saya dilapori yang terkonfirmasi sudah menurun juga,” tutur Ganjar Pranowo, usai rapat Koordinasi Percepatan Penanganan Covid-19, di lantai 2 Kantor Setda Provinsi Jawa Tengah, Semarang, Senin (15/2).
Dari data Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah yang diterima Gubernur Ganjar Pranowo pada 18-24 Januari yang masuk zona merah diantaranya Kabupaten Grobogan, Klaten, Kendal dan Kota Semarang. Sedangkan 25-31 Januari zona merah meliputi Kabupaten Kendal, Karanganyar, Cilacap, Blora dan Kebumen. Namun, angka penyebaran Covid-19 terus menurun hingga 1-7 Februari 2021, dengan demikian Provinsi Jawa Tengah tidak ada zona merah.
“Hari ini kabarnya bagus, kalau kita lihat gambar terakhir sekarang tidak ada lagi zona merah, semuanya oranye, tapi kuningnya belum. Makin hari, makin turun. Angka terkonfirmasi turun dan angka kematian juga turun. Ini bagus,” jelas Ganjar –seperti dilansir laman humas.jatengprov.go.id.
Ganjar juga menjelaskan, gerakan ‘Jateng di Rumah Saja’ ternyata berhasil menurunkan mobilitas masyarakat yang berpengaruh pada angka penularan Covid-19.
“Kemarin dari dua hari di rumah saja, ternyata dari sisi pergerakannya turunnya luar biasa, 40-50% lebih, jadi ini menurut saya berita yng cukup baik. Ini gambar-gambar yang menurut saya menunjukkan optimisme kita,” ucap Ganjar.
Sementara itu, Ganjar juga menerima laporan dari Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, Yulianto Prabowo jika mulai hari ini Bhabinkamtibmas dan Babinsa mulai dilatih untuk membantu sistem tracing.
“Harapannya ini yang nanti akan kita BKO(Bawah Kendali Operasi)kan untuk di puskesmas sehingga tracing bisa dilakukan lebih banyak, testingnya bisa dilakukan lebih banyak, sehingga dikerja samakan gitu,” ujar Ganjar.
Lebih lanjut, pihaknya akan terus memantau pelaksanaan PPKM Mikro. Terutama pada sistem tracing , testing serta pendistribusian antigen yang sudah dibagikan dari pemerintah pusat.
“Jadi dari apa yang ada ini, nanti kita tinggal menyiapkan satu soal skenario vaksin dan skenairo PPKM di beberapa titik. Jadi PPKM nanti ada yang menyiapkan tracernya , testingnya , kemudian antigen yang mulai dibagikan dari Jakarta ke beberapa titik. terus kemudian tempat isolasi mandiri di desa yang juga dimasukan kategori PPKM,” tandas Ganjar.
Editor : Marhaendra Wijanarko