Wonogiri – Razia Prokes (protokol kesehatan) menyasar hingga Kecamatan Paranggupito. Razia sudah terjadwal di seluruh wilayah Wonogiri.
“Jadi operasi seperti ini tidak hanya di area Wonogiri Kota saja. Tapi juga sampai ke daerah. Kemarin Razia kita gelar di Kecamatan Pracimantoro. Sebelumnya kita juga ke Baturetno dan Girimarto juga,” ungkap
Kepala Satpol PP Wonogiri Waluyo, Kamis (18/2).
Waluyo menegaskan, operasi protokol kesehatan rutin digelar di daerah. Pelaksanaan operasi rutin sudah terjadwal di daerah-daerah.
Adapun alasan digelarnya operasi hingga daerah adalah agar masyarakat di daerah juga mrmahami bahwa pandemi belum berakhir. Utamanya, kata Waluyo, masyarakat diberi pemahaman yang utuh apa itu korona dan cara menghindarinya.
“Penjelasan utuh tapi yang sederhana. Bisa diterima masyarakat,” katanya.
Pihaknya melakukan operasi itu bersama dengan Forkompimcam yang merupakan Satuan Tugas Penanganan Covid-19 di tingkat kecamatan. Meskipun secara terjadwal melakukan operasi ke daerah, forkompicam biasanya juga menggelar operasi yustisi yang dilakukan oleh pihak kepolisian secara teratur.
“Memang kemampuan kita terbatas, makanya di masing-masing kecamatan menggelar kegiatan seperti ini,” jelasnya.
Lebih lanjut Waluyo mengatakan, razia prokes yang dilakukan di simpang tiga Paranggupito kali ini berhasil menjaring belasan warga yang terbukti tidak mematuhi prokes. Waluyo menyebut setidaknya ada 19 warga yang terjaring tak memakai masker.
“Mayoritas yang tidak memakai masker tadi alasannya lupa, kita suruh pakai maskernya yang sebenarnya dibawa. Ada juga yang memang tidak membawa masker, dikasih masker sama pak tentara sama pak polisi di sini,” paparnya.
Hukuman yang diberikan kepada para pelanggar protokol kesehatan masih sama dengan yang dulu, yakni teguran lisan ataupun tertulis dengan membuat surat pernyataan dan juga pembinaan kebangsaan. Sanksi-sanksi yang diberikan kepada warga yang tidak mengenakan masker sama di semua kecamatan, tidak dibeda-bedakan. Selain itu, tidak ada denda yang diberikan kepada pelanggar protokol kesehatan.
Pembinaan kebangsaan yang dimaksud adalah menyanyikan lagu kebangsaan dan juga menyuarakan sila-sila yang ada di Pancasila. Pada razia itu, ada satu orang warga yang tidak hafal Pancasila. Setidaknya, tiga kali Waluyo mengajari pemuda itu untuk menghafalkan Pancasila.
“Jadi sanksinya kurang lebih seperti itu ya, teman-teman sudah lihat sendiri,” kata Waluyo.
Dia tak menampik bahwa ada sebagian masyarakat yang sempat ngeyel tak mau memakai masker di daerah lain beberapa waktu lalu. Meskipun begitu, petugas memberikan pemahaman kepada warga tersebut.
“Ada tapi sedikit sekali. Tapi sebenarnya masyarakat di daerah sekarang ini sudah mengetahui Covid-19 dan cara menghindarinya, salahsatunya memakai masker,” tandasnya.
Editor : Dhefi Nugroho