Timlo.net — Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) melaporkan, guguran lava pijar Gunung Merapi masih sering terjadi. Dalam kurun waktu 12 jam, Merapi mengalami 25 kali guguran lava pijar.
“Merapi pada periode pengamatan Kamis (18/2) pukul 18.00 hingga 24.00 WIB mengeluarkan 10 kali lava pijar. Sementara pada 00.00 hingga 06.00 WIB hari ini mengeluarkan 15 kali lava pijar,” kata Kepala BPPTKG Hanik Humaida dalam laporannya, Jumat (19/2).
Dijelaskan, guguran lava pijar mengarah ke sektor barat daya, yakni ke hulu Kali Krasak dan Boyong. “Guguran mengarah ke barat daya dengan jarak luncur maksimum 1.200 meter,” ujarnya.
Hingga kini status Gunung Merapi masih tetap Siaga. Sementara itu, potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih sejauh maksimal 5 kilometer.
Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi erupsi eksplosif dapat menjangkau radius 3 kilometer dari puncak. “Masyarakat diminta tidak melakukan kegiatan apa pun di daerah potensi bahaya,” pintanya.
Penambangan di alur sungai yang berhulu di Gunung Merapi dalam KRB III diminta untuk dihentikan. Pelaku wisata direkomendasikan tidak melakukan kegiatan pada daerah potensi bahaya dan bukaan kawah sejauh 5 kilometer dari puncak Merapi.