Solo – Dinas Kesehatan Kota (DKK) Solo mengungkap minimnya penyintas Covid-19 untuk menjadi pendonor plasma konvalesen. Salah satu penyebabnya, karena biaya tes screening pendonor tergolong mahal.
“Menjadi pendonor plasma konvalesen tidak mudah. Perlu dilakukan screening terlebih dulu untuk menentukan layak atau tidaknya sebagai pendonor plasma konvalesen,” kata Kepala DKK Solo, Siti Wahyuningsih, Minggu (21/2).
Dikatakannya, untuk biaya tes screening ternyata mahal sehingga membuat penyintas Covid-19 perlu berpikir ulang untuk menjadi pendonor. Hal tersebut yang terjadi di lapangan sehingga mengakibatkan pendonor plasma konvalesen di Solo minim.
“Biaya tes screening sekitar Rp150.000. Kami mengusulkan pada Pemkot Solo agar biaya tes screening dianggarkan ke APBD,” kata dia.
Ia menjelaskan dengan dianggarkannya biaya tes screening dianggarkan ke APBD setidaknya dapat mendongkrak jumlah pendonor plasma konvalesen di Solo. Apalagi, saat ini ada Gerakan Nasional Donor Plasma Konvalesen.
“Biaya total yang dibutuhkan mulai dari proses screening hingga pengolahan plasma konvalesen mencapai Rp4 juta,” kata dia.
Ia menambahkan biaya tersebut bisa dimasukkan ke komponen terapi bagi pasien Covid-19, asalkan plasma konvalesennya diambil dari PMI Solo yang sudah punya alat khusus. Harapannya terkait biaya tes screening segera ada solusinya.