Klaten – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Klaten, Jawa Tengah bekerjasama dengan Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Yogyakarta melakukan penelitian atas fenomena belasan sumur ambles di Desa Jungkare, Kecamatan Karanganom, Klaten.
Sekretaris BPBD Kabupaten Klaten, Nur Tjahjono Suharto, mengatakan, peristiwa sumur ambles sebagai bentuk ancaman secara geologi. Meskipun kejadian itu tidak membuat masyarakat khawatir. Namun hal ini perlu adanya antisipasi dini. Peristiwa ini yang pertama kali terjadi di Klaten.
Pihaknya telah melayangkan surat ke UPN Yogyakarta untuk melakukan penelitian. Termasuk akan menerjunkan peralatan ke lokasi. Penelitian dilakukan guna memberikan informasi yang benar kepada publik tentang fenomena yang terjadi saat ini.
“Setelah mendapatkan laporan tentang adanya fenomena sumur ambles di Desa Jungkare kemudian kita berinisiatif bekerjasama dengan UPN Yogyakarta yang memiliki keahlian di bidang geologi,” ujarnya, Minggu (21/2).
Sementara itu, Koordinator Program Studi Magister Manajemen Bencana UPN Veteran Yogyakarta, Eko Teguh Paripurno, menjelaskan, sumur ambles terjadi karena penghilangan daya dukung lapisan tanah yang ada di bagian bawah. Terlebih, rongga di dasar sumur semakin meluas.
“Ketika hujan deras, volume air sumur naik dan menyebabkan dinding menjadi basah. Sehingga daya dukungnya hilang. Terlebih, cubungan (buis beton) yang ada di atas menjadi beban sehingga mudah ambles,” ujar Eko saat meninjau lokasi.
“Seperti yang kita lihat, warga hanya memasang buis atau cubungan maksimal 4 meter, tidak ada yang sampai bawah atau dasar sumur. Kemudian 4 meter ke atas itu sebenarnya menjadi beban,” tambahnya.
Sedangkan untuk beberapa sumur yang tidak ambles, kata Eko, dikarenakan di bagian bawah terdapat lapisan tanah padas yang keras, sehingga lebih kuat.
Ia merekomendasikan, sumur-sumur yang telah ambles atau yang kritis untuk secepatnya diurug. Sedangkan bagi sumur yang tidak ambles agar ditambah buis beton sehingga tidak menggantung. Serta tidak menambah aksesoris di atasnya. Namun untuk lebih amannya, sumur gali diganti dengan sumur pantek.
“Pekan depan akan kami terjunkan geolistrik, yakni alat untuk mendeteksi atau melihat gambaran mengenai lapisan tanah yang ada di bawah permukaan,” imbuhnya.
Editor : Dhefi Nugroho