Karanganyar-Sebagian petani di Desa Jati Jaten mengganti komoditas tanam padi ke sayuran dan buah di musim ini. Selain merotasi tanam, juga menghindari serangan organisme pengganggu tanaman (OPT).
“Panen padi musim terakhir gagal. Kerusakan akibat diserang tikus dan burung pipit sampai 80 persen. Saat ini, petani tak banyak yang meneruskan tanam padi. Tapi beralih ke tanaman pangan lainnya seperti bawang merah dan melon,” kata Ketua Gapoktan Desa Jati, Suratno kepada Timlo.net, Senin (22/2).
Suratno mengatakan petani di wilayahnya dalam situasi sulit. Hanya mereka yang bermodal saja yang berani bercocok tanam lagi.
“Usaha tani padi di Desa Jati dan Suruhkalang merugi. Tanaman dirusak tikus. Beberapa sampai tidak menghasilkan sama sekali,” katanya.
Ia mengapresiasi para petani yang berusaha bangkit dengan memilih komoditas potensial seperti melon dan bawang merah. Di desanya terhampar lahan pertanian 150 hektare atau 450 patok.
Ia berharap petani mengelola lahannya dengan cerdas. Seperti memberi jeda penanaman padi ke palawija atau sayuran. Selain menjaga tanah tidak jenuh juga mengantisipasi serangan tukus berulang.
“Pergantian tanaman itu perlu. Ke hortikultur,” katanya.