Timlo.net – Pemerintah Provinsi Jawa Tengah menggelar peringatan Isra Miraj Nabi Muhammad SAW secara virtual di Gedung Gradhika Bhakti Praja, Rabu (24/2). Meski begitu, acara tersebut tetap berjalan khidmat sekaligus meriah.
Adalah KH Ahmad Muwafiq atau yang akrab disapa Gus Muwafiq yang membuat suasana menjadi meriah. Saat mengisi ceramah, Gus Muwafiq berkali-kali melontarkan guyonan-guyonan mendidik dan lucu.
Diantaranya saat Gus Muwafiq merespon sambutan Ganjar soal penolak vaksin. Ketika sambutan, Ganjar mengatakan bahwa ada survei yang menyebutkan banyak anak muda usia 20-25 tahun di Indonesia yang menolak vaksin. Dari survei itu juga, diketahui penolak vaksin didominasi oleh umat Islam.
“Saya sempat dipanggil Presiden dengan sejumlah Gubernur lain membahas soal ini. Tapi saya tidak percaya dengan survei itu, karena di Jawa Tengah hampir semua orang justru antri minta divaksin. Mungkin yang disurvei bukan orang Jawa Tengah. Meski begitu, hasil survei ini tetap harus menjadi perhatian,” kata Ganjar.
Gus Muwafiq dalam ceramahnya mengatakan, pandemi tidak hanya terjadi di Indonesia, namun juga di seluruh dunia. Program vaksinasi lanjut dia, juga tidak hanya dilakukan di Indonesia, melainkan semuanya berlomba melakukan hal itu.
“Maka yang menolak vaksin itu pasti orang-orang yang berfikir secara regional, tidak global. Saya usul saja pak Gub, siapapun yang menolak vaksin diberi hadiah. Hadiahnya jangan nanggung, yang besar sekalian yakni haji dan umrah,” kata Gus Muwafiq.
Para penolak vaksin itu lanjut Gus Muwafiq diminta memberikan argumen kuat terkait penolakan vaksinnya. Sampaikan bahwa mereka tidak butuh vaksin, tentang kejahatan vaksinasi atau jika perlu menggunakan dalil agama.
“Nah yang menang, dikasih hadiah haji dan umrah. Nanti mereka akan tahu bahwa vaksin itu penting, lha syarat haji dan umrah itu harus sudah divaksin kok. Kalau ke Arab Saudi tidak bawa surat vaksin, ya disuruh pulang,” jelasnya.
Gus Muwafiq meminta seluruh masyarakat mendukung suksesnya program vaksinasi. Sebab menurutnya, vaksinasi adalah salah satu ikhtiar untuk lepas dari cobaan ini.
“Semua pihak juga sudah divaksin, baik presiden, ulama, para tokoh agama dan tokoh masyarakat lainnya. Adanya pandemi itu merupakan bagian perubahan peradaban dunia yang harus kita ikuti. Titik-titik perubahan peradaban ini sudah ditandai Allah dalam peristiwa Isra Miraj, dimana Nabi Muhammad melakukan perjalanan melewati titik-titik peradaban itu,” jelas dia.
Ganjar sendiri terkejut dengan ide dari Gus Muwafiq tersebut. Menurutnya, ide memberikan hadiah haji dan umrah bagi penolak vaksin itu lucu, namun cukup logis untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya vaksinasi.
“Gus Muwafiq sangat cerdas, kalau memberi contoh itu menarik dan mengena. Usulan memberikan hadiah haji dan umrah bagi penolak vaksin itu lucu tapi ada logisnya. Kalau kamu mau haji dan umrah, kan syaratnya harus divaksin, ada vaksin meningitis dan sebagainya. Inilah yang disampaikan Gus Muwafiq, bahwa cara berpikirnya tidak bisa regional, karena ini kondisinya global dan semua orang butuh. Jadi, kita tidak boleh egois,” katanya.
Cara penyampaian Gus Muwafiq itu menurut Ganjar patut terus dilakukan sebagai cara sosialisasi dan edukasi tentang vaksinasi. Menurutnya, di sinilah pentingnya peran ulama, tokoh agama dan tokoh masyarakat dalam suksesnya program tersebut.
“Hasil survey itu sudah jelas, siapa yang menolak vaksinasi, usianya berapa, agamanya apa, dari kelompok mana dan lainnya. Maka kalau kita ingin menyiapkan diri agar vaksinasi berjalan baik, peran kiai, ulama dan tokoh agama menjadi sangat penting,” tegasnya.
Ganjar optimis proses vaksinasi di Jateng akan berjalan sukses. Sebab sampai saat ini, banyak orang yang antre mendapatkan vaksin ini.
“Dan dukungan tokoh agama, tokoh masyarakat di Jateng sudah solid. Gus Muwafiq menyatakan siap membantu sosialisasi, Ketua MUI Jateng bahkan sudah mengusulkan agar ulama dan kyai menjadi prioritas untuk divaksin saat awal-awal dulu. Jadi, saya optimis saja,” pungkasnya. (*)
Editor : Dhefi Nugroho