Solo — Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menyebut Solo masuk peringkat pertama sebagai daerah yang angka kasus aktif Corona tinggi dengan jumlah 7.354 orang.
Menanggapi pernyataan tersebut, Kepala Dinas Kesehatan Kota (DKK) Solo Siti Wahyuningsih membantahnya. Ia menyebut pemerintah pusat salah dalam melakukan input data kasus aktif Corona Solo.
“Data kasus aktif Corona Solo sampai 7.354 orang itu tidak benar,” kata Ning, Minggu (28/2).
Ning memastikan angka kasus corona di Solo tidak sampai menyentuh angka 7.354 orang. Data kasus aktif Corona Solo pada tanggal 27 Februari hanya sebanyak 620 orang.
“Kasus aktif Covid-19 di Solo sejak dua pekan terakhir tepatnya sejak diberlakukannya PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) sudah turun drastis,” kata dia.
Sejak Solo ditetapkan kejadian luar biasa (KLB) pada 13 Maret 2020 sampai 27 Februari, kata dia, jumlah kasus Covid-19 ada sebanyak 9.377 kasus. Rinciannya adalah 8.302 pulang atau sembuh, isolasi mandiri 502 orang, menjalani perawatan ada 117 orang, dan meninggal 456 orang.
“Bisa saja ada salah input dari data Pemprov Jateng ke pusat. Kami mohon data salah itu diperbaiki,” kata dia.
Ia menambahkan kasus Corona di Solo sudah tidak lagi sebanyak dulu seiring berjalannya vaksinasi massal. Penambahan kasus baru sekarang di bawah angka 50 orang.
“Vaksinasi massal di Solo mulai terasa dampaknya. Kasus corona Solo turun,” tandasnya.
Editor : Wahyu Wibowo