Solo — Penataan Politik Hukum Pencegahan dan Penanggulangan Pembajakan Udara menghantar Adya Paramita Prabandari meraih gelar Doktor Universitas Sebelas Maret (UNS) di Kampus Pascasarjana UNS, Solo, Kamis (13/12). Paramita berhasil mempertahankan disertasi di depan Dewan Penguji yang dipimpin oleh Prof Dr Furqon Hidayatullah.
“Pembajakan udara merupakan ancaman bagi perdamaian dan keamanan internasional,” tandas Paramita saat mempertahankan disertasi berjudul Dinamika Hukum Internasional Dalam Penataan Politik Hukum Pencegahan dan Penanggulangan Pembajakan Udara di Indonesia.
Oleh karena itu, kata dosen Universitas Diponegoro ini, Indonesia harus memiliki instrumen hukum yang komprehensif, tegas dan sesuai dengan perkembangan terbaru instrumen hukum internasional mengenai pencegahan dan penanggulangan pembajakan udara yang terbaru.
Paramita yang terkenal sebagai pakar Hukum International mengemukakan, penataan politik hukum pencegahan dan penanggulangan pembajakan di Indonesia seyogyanya dilakukan terhadap politik hukum instrumental karena bersifat tidak permanen sehingga dapat dengan mudah diubah sesuai dengan perkembangan zaman.
Namun demikian, perspektif penataan politik hukum pencegahan dan penanggulangan pembajakan udara di Indonesia harus bertumpu, bersumber, berdasar dan tidak boleh bertentangan dengan nilai-nilai dasar falsafah Pancasila sebagai grundnorm dan rechtsidee bangsa Indonesia, sebagaimana terkandung dalam UUD Negara Kesatuan Republik Indonesia tahun 1945.
Editor : Wahyu Wibowo