Wonogiri – Pemkab Wonogiri akan fokus mengatasi kekeringan di Wonogiri selatan dan mengintervensi program RTLH pada tahun anggaran 2021 ini. Anggaran yang disiapkan untuk pengentasan kekeringan lebih dari Rp6 miliar, yang diambil dari dana insentif daerah (DID). Sedangkan dana untuk program rumah tidak layak huni (RTLH) sekitar Rp12 miliar.
“Fokus program 2021 pada prinsipnya masih sama yakni penanganan Covid-19 dan proses vaksinasi. Namun kami juga fokus dalam penyediaan air bersih di daerah kekeringan dan program rumah tidak layak huni atau RTLH,” kata Bupati Wonogiri, Joko Sutopo di Gedung DPRD Wonogiri, Senin (8/3).
“Program air bersih dan RTLH merupakan program yang tertunda pada 2020 karena adanya pandemi Covid-19. Sehingga pada 2021, kedua program ini kami maksimalkan. Sebenarnya pada 2020 pelayanan dari program air bersih untuk daerah rawan kekeringan sudah terlayani sekitar 90 persen,” lanjut dia.
Menurutnya, Pemkab akan mengoptimalkan potensi sumber mata air yang ada di daerah Wonogiri selatan. Sumber mata air disedot dan dikelola sebagai solusi permanen dalam mengatasi kekeringan.
“Jadi berbasis instalasi, bukan tangki. Selama ini kan solusinya ketika ada kekeringan di daerah Wonogiri selatan caranya mengirimkan bantuan air dengan truk tangki. Nah, pola ini kami ubah dengan solusi permanen. Sehingga tidak ada eksploitasi,” bebernya.
Sebelumnya melakukan program itu, dilakukan kajian yang melibatkan ahli dari UGM. Dengan begitu wilayah dengan potensi sumber air sudah dipetakan.
“Seperti sumber Banyu Towo di Kecamatan Paranggupito. Itu kami optimalkan 2020 bisa selesai, anggarannya nggak sampai Rp 12 miliar itu. Kini kemanfaatannya kepada warga sudah hampir 78 persen. Belum lagi dari sumber air yang lain,” jelasnya.
Lebih lanjut Bupati Wonogiri mengatakan, selain optimalisasi sumber air, program Pamsimas juga dimaksimalkan terutama di wilayah rawan kekeringan. Wilayah-wilayah tersebut menurutnya menjadi skala prioritas dibanding daerah lain yang terdapat banyak sumur semisal di Kecamatan Selogiri dan Ngadirojo.
Selain itu imbuh dia, dengan rampungnya proyek pembangunan Waduk Pidekso di Giriwoyo juga jadi solusi untuk mengatasi kekeringan di wilayah Wonogiri selatan secara permanen.
Pihaknya menyatakan telah memerintahkan PDAM Giri Tirta Sari untuk melakukan kajian-kajian dan membuat rancangan anggaran untuk mengangkat dan mengelola air baku dari Waduk Pidekso nantinya dengan 360 meter kubik perdetik.
“Dengan begitu, kami mendorong agar di Wonogiri selatan sebagai zona industri besar. Ketersediaan air baku menjadi kebutuhan vital dalam industri,” tandasnya.
Editor : Dhefi Nugroho