Wonogiri — Seorang pria yang merupakan pasien positif Covid-19 mengamuk di salah satu rumah sakit di Wonogiri, Selasa (9/3) pagi. Selain mengacak-acak isi ruangan RS, pasien itu juga membentak seluruh perawat. Ulah pasien yang beringas itu terhenti setelah polisi tiba di lokasi kejadian.
“Kejadiannya di RS Medika Mulya Wonogiri tadi pagi. Pasien itu asal Kecamatan Ngadirojo. Dia dinyatakan positif Corona pada 5 Maret lalu berdasarkan hasil uji PCR yang dilakukan dan sudah dirawat sejak tujuh hari lalu,” terang Kapolres Wonogiri AKBP Christian Tobing melalui Kasubag Humas AKP Suwondo, di Wonogiri.
Ulah pasien Corona itu terhenti setelah Timsus Harimau Polres Wonogiri mendatangi pria itu di ruang isolasi. Selain melakukan pengamanan, Timsus Harimau juga berupaya menenangkan Si pasien.
Suwondo mengatakan, tim itu dipimpin langsung Kasat Sabhara AKP Sugihantoro. Setelah berkoordinasi, alat pelindung diri (APD) langsung diberikan kepada Timsus Harimau untuk selanjutnya menenangkan pasien tersebut.
“Selain itu, pasien juga diminta untuk mengikuti prosedur perawatan yang telah ditentukan,” jelas Suwondo
Apa alasan pasien itu mengamuk? Dijelaskan, pasien tersebut meminta pulang paksa dengan alasan tertekan. Selain itu, beberapa waktu lalu saudara pasien itu meninggal karena penyakit paru-paru.
“Pasien mengamuk hebat memaksa untuk bisa pulang. Dokter dan perawat di sana sudah memberikan edukasi sebenarnya. Bahkan sampai istrinya dihubungi supaya bisa membantu menenangkan pasien itu sampai akhirnya kepolisian ikut membantu menenangkan,” papar Suwondo.
Terpisah, Kasat Sabhara Polres Wonogiri AKP Sugihantoro mengatakan, saat di lokasi kejadian, pihaknya melakukan penenangan dan edukasi kepada pasien yang sedang mengamuk.
“Pasien cukup emosional. Barang-barang yang ada di sekitar kasur sempat dilemparkan di ruangan itu. Selain itu, pasien tersebut juga berteriak-teriak di ruang isolasi. Itu yang membuat paramedis di sana panik dan akhirnya menghubungi kepolisian,” kata dia.

Pihaknya pun memberikan pemahaman bahwa pasien harus menjalani protokol kesehatan yang sudah ditentukan. Sebab hal itu demi melindungi masyarakat lain yang ada di sekitarnya. Dalam kejadian itu, Sugihantoro memastikan tidak ada korban luka. Pasien itu akhirnya bisa menerima pemahaman yang dilakukan.
Ditambahkan, penyebab mengamuknya pasien itu lantaran belum bisa menerima kondisinya yang harus dirawat di rumah sakit karena bergejala. Saat sudah diberikan edukasi, pasien akhirnya kembali tenang.
“Orang kalau mengetahui statusnya positif Covid-19 pasti kan panik. Kita berikan pemahaman sampai akhirnya tenang,” tandasnya.
Editor : Marhaendra Wijanarko