Solo – Rektor Universitas Sebelas Maret Prof Dr. Jamal Wiwoho menyatakan, saat ini ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang dan berubah dengan sangat cepat. Bahkan dalam situasi pandemi Covid-19, kita tidak bisa mengisolasi diri dari perkembangan tersebut.
“Rasanya hanya institusi pendidikan tinggilah yang paling siap menjadi rujukan perubahan dan yang paling rersponsif dalam menghadapi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,” ungkap Prof Jamal saat pengukuhan enam guru besar baru di Auditorium UNS, Solo, Selasa (9/3).
Keenam guru besar baru adalah Prof Dr Bandi, MSi., Ak.; Prof Dr Izza Mafruhah, SE, MSi.; Prof Dr Joko Triyono, ST, MT.; Prof Dr Ir Sudadi, MP.; Prof Dr Ir Endang Yuniastuti, MSi., dan Prof Dr Ir Supriyadi, MS.
Lanjut Prof Jamal, dengan otoritas keilmuanya, keberadaan guru besar sangat penting untuk menciptakan pusat-pusat keunggulan yang strategis.
“Pada kesempatan ini saya ingin mengajak keenam Guru Besar UNS yang baru saja dikukuhkan, agar lebih produktif melakukan penelitian, menulis buku dan melakukan publikasi ilmiah di jurnal internasional terkakreditasi, serta menghasilkan karya. Inovatifnya,” ujar Rektor.
Tahun 2021 ini Kementerian Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Indonesia mengucurkan dana riset unggulan untuk 12 Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTNBH) sebesar Rp 399,3 miliar.
“Ini kesempatan baik dan sekaligus sebagai ajang pembuktian bagi kita, untuk menunjukan klaster riset dan inovasi UNS yang maju, yang sanggup merespons tantangan masa depan bangsa yang kian pelik dan kompleks,” ungkap Prof. Jamal.
Dengan bertambahnya enam guru besar, secara keseluruhan jumlah Guru Besar UNS menjadi 235 Orang, dan 131 orang diantaranya adalah Guru Besar Aktif.
“Meskipun harus diakui dengan bertambahnya 6 Guru Besar sejatinya belum mencapai kebutuhan yang ideal. Namun, setidaknya penambahan Guru Besar ini bisa memotivasi para dosen lain yang telah memenuhi persyaratan akademik untuk diusulkan kenaikan jabatanya ke jenjang Guru Besar,” ucap Prof Jamal.
Editor : Ari Kristyono