Solo – Selesai sudah kompetisi sepak bola Indonesia baik di Liga 1 maupun Liga 2 musim 2018 pekan lalu. Persija Jakarta ditahbiskan sebagai juara Liga 1 sementara Liga 2 jatuh ke tangan PSS Sleman. Namun demikian pekerjaan rumah masih harus diselesaikan oleh PSSI, terutama menyangkut kinerja wasit.
Pelaksanaan Liga 1 cukup mendapat apresiasi di musim ini. Tidak hanya persaingan memperebutkan gelar juara antara Persija Jakarta dan PSM Makassar yang harus ditentukan pada pekan terakhir. Tiga tim yang masuk jurang degradasi juga mengalami hal yang sama. PSMS Medan, Mitra Kukar, dan Sriwijaya FC harus turun kasta ke Liga 2 juga baru ditentukan di pertandingan pamungkas.
“Kompetisi sepak bola Indonesia sudah bagus secara persaingan antar tim peserta. Tradisi tim tuan rumah selalu menang kini sudah berlaku. Seperti contohnya PS Tira kemarin yang luar biasa menang di kandang Borneo FC, ini bagus,” beber pengamat sepak bola Indonesia asal Solo, Aris Budi Sulistyo, Sabtu (15/12).
Olehnya, mantan pelatih Persis Solo dan Persik Kediri ini menilai peran wasit lokal bakal berdampak pada adaptasi Timnas Indonesia ketika berlaga di ajang internasional. Pasalnya, selain taktik dan strategi permainan tim, perilaku yang bersinggungan dengan korps baju hitam juga berpengaruh besar.
“Agar Timnas bisa bicara di level internasional, kompetisi Indonesia juga harus didesain layaknya kompetisi antar negara. Bagaimana bisa maju, wasit saja tidak punya vanishing spray untuk memastikan jarak penendang dengan pagar betis. Apalagi harus menggunakan teknologi VAR, ini jadi pekerjaan yang besar bagi PSSI,” tukasnya.
Editor : Dhefi Nugroho