Wonogiri — Kebijakan pelarangan mudik Lebaran tahun ini membuat kebingungan Organda Wonogiri. Sebab, hingga kini belum ada peraturan yang keluar tentang pelarangan mudik. Di lain sisi, mereka berharap agar mudik diperbolehkan.
“Kami tetap mentaati kebijakan pemerintah dan Satgas terkait protokol kesehatan, tapi mohon diberi toleransi agar mudik diperbolehkan dan bisa menggerakkan ekonomi daerah,” kata Ketua Organda Wonogiri Edy Purwanto, Minggu (4/4).
Menurutnya, jika mudik benar-benar ditiadakan, larangan itu pun harus berlaku untuk semua moda transportasi, baik darat, laut dan udara. Ia menyebut agar kebijakan tersebut memenuhi unsur keadilan bagi seluruh pihak.
Pengalaman di tahun 2020, kata Edy, masih banyak kendaraan, terutama travel dan mobil rental yang beroperasi mengangkut perantauan pulang kampung. Sehingga PO (perusahaan otobus) yang saat itu taat peraturan merasa dirugikan dan kurang mendapatkan keadilan. Sebaliknya, pihak yang tidak taat justru memanfaatkan momen itu untuk mendapatkan keuntungan.
Berdasar temuan itu, terang Edy, pihaknya berharap pemerintah pusat memberikan toleransi. Selama ini, bus selalu menjadi sorotan. Seharusnya, kata dia, moda transportasi lainnya juga mendapatkan perhatian sama.
“Kru kami tahun kemarin tidak kebagian apa-apa. Padahal bus mudah diatur, semisal jaga jarak dan protokol kesehatan lainnya bisa terpenuhi,” ujarnya.
Pemilik PO Sumba Putra itu menambahkan, hingga saat ini pihaknya masih menunggu peraturan yang akan diberlakukan pada pelarangan mudik 2021. Ia berharap mudik Lebaran bisa dilaksanakan, sehingga dapat meningkatkan ekonomi di daerah.
Dari 32 PO yang tergabung di Organda Wonogiri, hanya tersisa tujuh hingga delapan perusahaan yang masih berjalan atau beroperasi. Di tengah pandemi Covid-19, perusahaan yang saat ini masih berjalan juga merasakan dampaknya.
“Tidak ada yang bisa memastikan kapan pandemi Covid-19 selesai. Maka harapannya kesehatan diutamakan, ekonomi tetap jalan, 5 M ditegakkan. Intinya harapan kami pemerataan kebersamaan. Ya kalau dilarang, ya dilarang semua. Kasihan yang diaerah seperti kami ini hanya jadi penonton saja,” paparnya.
Sementara itu pada libur panjang Hari Wafat Isa Almasih, terjadi peningkatan jumlah penumpang kedatangan bus di Terminal Tipe A Giri Adipura Wonogiri. Pada Jumat (2/4), jumlah penumpang kedatangan bus dari wilayah Jabodetabek mencapai 2.464 orang.
Sedangkan pada hari sebelum dan sesudahnya, jumlah penumpang berangsur normal. Pada Kamis (1/4), jumlah penumpang sebanyak 1.610 orang. Pada Sabtu (3/4), jumlah penumpang sebanyak 1.687 orang. Sementara itu jumlah penumpang keberangkatan terpantau normal.
Editor : Marhaendra Wijanarko