Solo — Pemkot Solo dan Balai Teknik Perkeretaapian I Jateng mulai mengumpulkan ratusan warga terdampak pembangunan elevated railway atau rel layang Joglo. Untuk sosialisasi tahap awal baru diberikan pada 535 KK di Nusukan yang menetap di lahan PT KAI.
“Sosialisasi warga dampak proyek rel layang sudah mulai dilakukan. Sosialisasi menyasar 535 KK di Nusukan yang menetap di lahan PT KAI terlebih dulu,” ujar Kabag Pemerintahan Biro Pemerintahan Sekretariat Daerah (Setda) Pemprov Jateng, Haryono Bambang, Minggu (4/4).
Haryono menjelaskan pengumpulan warga terdampak ini dilakukan sebagai tahapan awal sosialisasi rencana pembangunan jalur ganda (double track) fase 1 Stasiun Solo Balapan-Stasiun Kadipiro sekaligus rel layang. Proyek tersebut mencapai 1,8 kilometer dari utara Viaduk Gilingan hingga Stasiun Kadipiro.
“Kami sosialisasikan penanganan dampak sosial, karena lokasi yang akan digunakan untuk elevated track ini adalah lahan-lahan PT KAI yang selama ini dimanfaatkan untuk warga,” kata dia.
Lahan milik PT KAI yang ditempati warga, kata dia, dijadikan tempat usaha dan tempat tinggal. Sementara pemilik lahan Hak Milik baru akan dikumpulkan dalam beberapa pekan kedepan.
“Berdasarkan pendataan dan verifikasi, sedikitnya ada 535 bidang bangunan di atas lahan milik PT KAI yang harus ditertibkan dalam waktu dekat,” kata dia.
Ia menambahkan sosialisasi pada warga terdampak jadi agenda penting dalam beberapa pekan kedepan. Sedikitnya ada tiga kelurahan yang warganya mendapatkan sosialisasi, yakni Nusukan, Gilingan, dan Joglo.
Editor : Wahyu Wibowo