Wonogiri — Sudah tiga hari, genangan air banjir di Desa Gunturharjo masih belum surut. Pemerintah menyatakan bahwa banjir itu disebabkan luweng yang mampet. Selain itu, kerugian akibat bencana banjir belum dapat ditentukan.
“Belum surut. Masih ada sejumlah titik yang tergenang,” ujar Camat Paranggupito Sulistyani, Jumat (9/4).
Banjir di Gunturharjo sendiri terjadi sejak Selasa (6/4) malam. Namun, hingga saat ini masih ada sejumlah titik yang tergenang air.
Lokasi yang masih tergenang rata-rata berada di sekitar area luweng. Akibatnya, lapangan dan juga lahan pertanian warga setempat yang ditanami kacang dan ketela pohon masih terendam.
Sulistiyani menyatakan, saat kejadian itu sebanyak 13 rumah warga Desa Gunturharjo terendam. Saat ini, 24 KK tersebut sudah kembali menempati tempat mereka masing-masing. Selain itu, akses jalan untuk menuju Pantai Klayar, Pacaitan, Jatim sudah kembali normal.
“Entah kenapa, dulu Paranggupito terkenal wilayah mahal air tapi sekarang malah kerap banjir. Sebenarnya kalau untuk pembersihan luweng itu masyarakat rutin melakukannya. Tapi entah kenapa kemarin itu bisa tersumbat,” kata dia.
Lebihlanjut Sulistiyani dikatakan, adanya fenomena cuaca ekstrem belakangan ini membuatnya was-was akan kembali terjadi banjir di dua wilayahnya. Yakni Desa Paranggupito dan Desa Gunturharjo. Khususnya di Desa Gunturharjo dikhawatirkan air bah kembali meninggi.
Pihaknya tengah melakukan kajian dan pencermatan terkait penyebab banjir yang terjadi Selasa malam. Sebab, ada kemungkinan banjir terjadi bukan karena tersumbatnya mulut luweng akan tetapi disebabkan tidak adanya saluran pembuangan air. Soal kerugian materiil yang timbul, ia belum dapat memastikan.
“Tapi yang di Desa Paranggupito cepat surut. Kita masih coba mengkaji bagaimana cara mengantisipasinya agar tidak terulang kembali,” tandasnya.
Editor : Wahyu Wibowo