Solo — Masjid Raya Sheikh Zayed Solo telah dilakukan Ground Breaking pada tanggal 6 Februari 2021 lalu.
Bahkan, Ground Breaking tetsebut dilakukan langsung Menteri BUMN Erick Thohir, Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas, Menteri Energi dan Infrastruktur Uni Emirat Arab Suhail Al Mazroui, Wakil Gubernur Jateng Taj Yasin Maimoen dan Walikota Solo Gibran Rakabuming Raka.
Namun, ternyata hingga kini, pembangunan masjid tersebut belum juga dimulai.
Menanggapi hal tersebut, Walikota Solo Gibran tidak mempermasalahkannya lambatnya pembangunan masjid itu. “Kami pastikan jika proyek tersebut tidak terhambat atau ada kendala. Baru April pertengahan nanti dimulai,” ujar Gibran, Sabtu (10/4).
Gibran mengemukakan, pembangunan Masjid Raya Sheikh Zayed Solo ditargetkan selesai 18 bulan. Ia pun tidak khawatir, karena pembangunan masjid sudah ditangani orang berpengalaman.
“Masyarakat tenang dan bersabar menantikan dimulainya pembangunan masjid hibah dari Uni Emirat Arab tersebut,” ujar putra sulung Presiden Jokowi tersebut.
Suami Selvi Ananda ini mengatakan, seluruh anggaran pembangunan masjid megah tersebut akan ditanggung oleh UEA. Pemkot Solo akan terus berkoordinasi dengan perwakilan UEA terkait pembangunan Masjid Raya Sheikh Zayed.
Sebelumnya, Menteri Agama Yaqut Cholil Qouma menyampaikan, masjid bantuan pemerintah UEA tersebut didedikasikan kepada seluruh umat Islam di Indonesia. Pembangunan masjid ini, lanjut dia, merupakan monumen persahabatan kedua negara.
Menurutnya, masjid ini juga akan menjadi mercusuar syiar Islam di Nusantara dan simbol moderasi beragama dalam rangka mewujudkan dalam rangka mewujudkan perdamaian dunia dan keadilan sosial.
“Ini menjadi bukti hubungan baik Indonesia dan UEA ini akan terus ditingkatkan,” katanya.
Editor : Marhaendra Wijanarko