Klaten – Kritikan pedas kembali mengampiri para wakil rakyat di Klaten yang saat ini sedang melakukan kunjungan kerja (kunker) di Bali dan Sumatra Utara.
“Kami menilai, kegiatan kunker DPRD Klaten ke Bali dan Sumut itu hanya kluyuran menghabiskan uang rakyat dan merupakan kepentingan pribadi,” kata Koordinator Aliansi Rakyat Anti Korupsi Klaten (ARAKK), Abdul Muslih, Rabu (21/9).
Menurut Muslih, kedua tempat yang dipilih sebagai tempat tujuan kunker para wakil rakyat itu dinilai jelas-jelas tidak sesuai dengan tujuan kegiatan.
“Semua orang tahu, Bali merupakan tempat wisata. Kenapa selalu daerah ini yang menjadi agenda kunker. Kegiatan apa kalau bukan piknik semata?” sindir Muslih.
Selain itu, kata Muslih, Sumatra Utara yang merupakan tujuan kunker lainnya juga sepertinya kurang mengena jika dijadikan sebagai studi banding pendidikan. Pasalnya, kualitas pendidikan di Kabupaten Klaten jauh lebih baik dibandingkan di daerah itu.
Sebelumnya, separuh anggota DPRD Klaten yang masuk di Komisi I dan IV pada Selasa (20/9) kemarin melakukan kunker ke Bali dan Sumatera Utara.
Daerah tujuan Kunker Komini I yakni Badung, Gianyar dan Denpasar, Bali. Materi yang diagendakan adalah tentang pendirian menara dan tower serta elektronik kartu tanda penduduk (e-KTP).
Sementara untuk Komisi IV melakukan kunker di Deli Serdang, Binjai dan Langkat, Sumatra Utara. Materinya tentang masalah pendidikan dan ketenagakerjaan.
Untuk kegiatan kunker dua komisi tersebut menghabiskan total dana mencapai Rp 225 juta yang diambil dari APBD. Dimana setiap anggota dewan rata-rata mendapat uang akomodasi Rp 9 juta yang digunakan untuk transportasi, penginapan dan uang harian selama berada di lokasi kunker.
Ketua DPRD Klaten Agus Riyanto mengatakan, dengan kunker yang dilakukan anggota ini diharapkan dapat menambah wawasan dan kemampuan dalam melancarkan tugas kedewanan. “Soal anggaran sendiri akan disesuaikan dengan aturan,” ujarnya.